Jakarta, CNN Indonesia -- Ada banyak orang yang mungkin tahan akan godaan makan makanan berlemak. Namun hanya sedikit orang yang tahan dari godaan cokelat.
Cokelat memang terbukti sebagai salah satu makanan yang sulit untuk ditolak. Sejak zaman dulu, cokelat memang sudah sangat populer dan termasuk makanan mahal. Bagi masyarakat Aztec, mereka menggunakan cokelat sebagai alat tukar mata uang. Melihat bentuk dan kilau cokelatnya saja membuat air liur bisa menetes.
Cokelat juga dianggap sebagai comfort food yang bisa memperbaiki suasana hati seseorang. Bukan Anda sendiri yang menganggap cokelat sebagai 'obat' antigalau atau cara memperbaiki mood. Ada apa dengan cokelat yang bisa membuat orang susah menolaknya?
Mengutip Thrillist, jawabannya adalah karena otak Anda menganggap cokelat seperti narkotika. Cokelat mengandung senyawa yang disebut enkephalin. Senyawa inilah yang bertanggung jawab untuk mengubah rasanya yang enak menjadi 'serangan' yang sulit ditolak.
Penelitian menemukan bahwa enkephalin merangsang kinerja reseptor opioid yang meningkatkan dorongan untuk makan. Ini adalah reseptor yang bereaksi terhadap senyawa seperti morfin.
Efek senyawa ini bekerja dua arah, artinya konsumsi cokelat memacu produksi enkephalin, dan adanya tambahan enkephalin akan meningkatkan konsumsi cokelat. Setelah Anda mulai makan cokelat, otak akan memberitahu Anda untuk makan lebih banyak lagi.
"Wilayah area otak yang diuji adalah bagian yang sama yang aktif ketika orang gemuk melihat makanan dan juga pecandu narkoba melihat obat terlarang," ungkap penulis studi, Alexandra DiFeliceantonio.
Campuran gula dan lemak adalah dua kombinasi yang membuat cokelat ini menggoda. Stimulan rasa pahit yang disebut theobromine juga menjadi alasan penting. Bagi manusia, theobromine analog dengan kafein. Dan ketika kafein dan cokelat digabungkan maka ini bisa meningkatkan mood, konsentrasi, dan gairah seseorang. Ini adalah sebagian alasan mengapa cokelat jadi adiktif.
Selain karena adanya senyawa tersebut, sulitnya Anda menghindari 'pesona' cokelat adalah karena adanya kesan abadi yang tertinggal di dalam cokelat.
"Anda punya kenangan betapa enaknya rasa cokelat di masa lalu, dan juga bagaimana cokelat bisa membuat perasaan Anda lebih baik," kata Dr Melina Jampolis, Presiden National Board of Physician Nutrition Specialist dan penulis buku The Doctor on Demand Diet.
Cokelat memang terbukti sebagai salah satu makanan yang sulit untuk ditolak. Sejak zaman dulu, cokelat memang sudah sangat populer dan termasuk makanan mahal. Bagi masyarakat Aztec, mereka menggunakan cokelat sebagai alat tukar mata uang. Melihat bentuk dan kilau cokelatnya saja membuat air liur bisa menetes.
Cokelat juga dianggap sebagai comfort food yang bisa memperbaiki suasana hati seseorang. Bukan Anda sendiri yang menganggap cokelat sebagai 'obat' antigalau atau cara memperbaiki mood. Ada apa dengan cokelat yang bisa membuat orang susah menolaknya?
Mengutip Thrillist, jawabannya adalah karena otak Anda menganggap cokelat seperti narkotika. Cokelat mengandung senyawa yang disebut enkephalin. Senyawa inilah yang bertanggung jawab untuk mengubah rasanya yang enak menjadi 'serangan' yang sulit ditolak.
Penelitian menemukan bahwa enkephalin merangsang kinerja reseptor opioid yang meningkatkan dorongan untuk makan. Ini adalah reseptor yang bereaksi terhadap senyawa seperti morfin.
Efek senyawa ini bekerja dua arah, artinya konsumsi cokelat memacu produksi enkephalin, dan adanya tambahan enkephalin akan meningkatkan konsumsi cokelat. Setelah Anda mulai makan cokelat, otak akan memberitahu Anda untuk makan lebih banyak lagi.
"Wilayah area otak yang diuji adalah bagian yang sama yang aktif ketika orang gemuk melihat makanan dan juga pecandu narkoba melihat obat terlarang," ungkap penulis studi, Alexandra DiFeliceantonio.
Campuran gula dan lemak adalah dua kombinasi yang membuat cokelat ini menggoda. Stimulan rasa pahit yang disebut theobromine juga menjadi alasan penting. Bagi manusia, theobromine analog dengan kafein. Dan ketika kafein dan cokelat digabungkan maka ini bisa meningkatkan mood, konsentrasi, dan gairah seseorang. Ini adalah sebagian alasan mengapa cokelat jadi adiktif.
Selain karena adanya senyawa tersebut, sulitnya Anda menghindari 'pesona' cokelat adalah karena adanya kesan abadi yang tertinggal di dalam cokelat.
"Anda punya kenangan betapa enaknya rasa cokelat di masa lalu, dan juga bagaimana cokelat bisa membuat perasaan Anda lebih baik," kata Dr Melina Jampolis, Presiden National Board of Physician Nutrition Specialist dan penulis buku The Doctor on Demand Diet.
No comments:
Post a Comment