Jakarta, CNN Indonesia -- Hanya ada satu alasan seseorang suka berkeringat, yakni ketika berolah raga. Tapi kalau menghadapi presentasi besar, kencan pertama, atau wawancara kerja, itu bisa jadi masalah besar.
Namun demikian ada sebagian dari kita yang berkeringat ekstrabanyak. Deodoran setebal apapun tak dapat mencegah ketiak basah meski tak sedang olahraga. Apa pasal? Berikut ulasannya seperti dilansir Women’s Health.
Mengapa kita berkeringat
Tubuh berkeringat adalah hal yang normal. “Kita berkeringat untuk membantu mengatur suhu tubuh,” ujar Debra Jaliman M.D., asisten profesor dermatologi di Icahn School of Medicine di Mount Sinai. “Keringat memungkinkan tubuh mendingin melalui penguapan.”
Semuanya, dari stres hingga terik matahari dapat meningkatkan suhu inti Anda, sehingga tubuh bereaksi dengan cara berkeringat.
Bukan sekadar berkeringat
Sementara berkeringat adalah sepenuhnya alami, sekitar 220 juta orang di dunia (tiga persen penduduk dunia) menderita keringat berlebih, atau hiperhidrosis. Kelenjar apokrin adalah kelenjar yang mengeluarkan keringat. Pada pasien hiperhidrosis, kelenjar ini bekerja overaktif, memproduksi lebih banyak keringat dibanding yang dibutuhkan untuk mendinginkan tubuh.
Hanya dua persen kelenjar keringat tubuh yang benar-benar berada di pori-pori. Artinya, berkeringat tak selalu berkaitan dengan pori-pori. Hiperhidrosis juga dapat menyerang kaki, tangan, kepala, dan bagian lain tubuh. Jadi bagaimana Anda bisa tahu jika memiliki masalah yang sama?
Kemungkinan Anda mengalami hiperhidrosis jika berkeringat hingga menembus baju, punya masalah kulit dari kelebihan keringat, atau berkeringat bahkan ketika tidak bergerak banyak. Namun tetap perlu konfirmasi dokter.
Jaga agar semuanya terkontrol
Jika keringat menyebabkan Anda stres dan malu, mulailah dengan menaikkan kelas deodoran dari yang Anda gunakan sekarang. “Pasien dapat mulai dengan deodoran yang punya ‘kekuatan klinis’,” demikian disarankan dokter kulit David E. Bank, M.D., asisten profesor dermatologi Columbia Presbyterian Medical Center, dan penulis Beautiful Skin: Every Woman’s Guide to Looking Her Best at Any Age.
“Deodoran yang dispesialisasikan untuk keringat berlebih dan deodoran yang sebelumnya harus dengan resep dokter sudah beberapa tahun beredar di pasar dan terbukti efektif digunakan sehari-hari bagi banyak orang dengan keringat berlebih.”
Agar efektif, Jaliman menyarankan agar produk ini dioleskan pada malam hari untuk memberi waktu deodoran menyerap ke dalam kulit.
Sejak 2004, Botox telah mendapat persetujuan Lembaga Makanan dan Obat Amerika (FDA) untuk perawatan orang yang berkeringat berlebih di ketiak dan telapak tangan. Cara kerjanya sama seperti ketika mencegah terciptanya garis halus, Botox secara temporer menghalangi pelepasan kimia yang memicu kelencar keringat.
Menurut Masyarakat Hiperhidrosis Internasional, suntikan Botox terbukti mengurangi keringat hingga lebih dari 80 persen.
Solusi antikeringat terbaru yang disetujui FDA adalah miraDry, yang “menggunakan energi microwave untuk memanaskan dan merusak kelenjar yang memproduksi keringat di ketiak,” kata Bank. A
Perawatan penuhnya membutuhkan waktu satu jam, dan direkomendasikan tiga kali perawatan dalam enam pekan. Sementara untuk yang efeknya permanen, perawatan ini terbilang mahal, yakni sekitar US$2.000-3000 atau setara Rp27 juta-Rp40 juta, dan kemungkinan tak ditanggung asuransi.
Namun demikian ada sebagian dari kita yang berkeringat ekstrabanyak. Deodoran setebal apapun tak dapat mencegah ketiak basah meski tak sedang olahraga. Apa pasal? Berikut ulasannya seperti dilansir Women’s Health.
Mengapa kita berkeringat
Tubuh berkeringat adalah hal yang normal. “Kita berkeringat untuk membantu mengatur suhu tubuh,” ujar Debra Jaliman M.D., asisten profesor dermatologi di Icahn School of Medicine di Mount Sinai. “Keringat memungkinkan tubuh mendingin melalui penguapan.”
Semuanya, dari stres hingga terik matahari dapat meningkatkan suhu inti Anda, sehingga tubuh bereaksi dengan cara berkeringat.
Bukan sekadar berkeringat
Sementara berkeringat adalah sepenuhnya alami, sekitar 220 juta orang di dunia (tiga persen penduduk dunia) menderita keringat berlebih, atau hiperhidrosis. Kelenjar apokrin adalah kelenjar yang mengeluarkan keringat. Pada pasien hiperhidrosis, kelenjar ini bekerja overaktif, memproduksi lebih banyak keringat dibanding yang dibutuhkan untuk mendinginkan tubuh.
Hanya dua persen kelenjar keringat tubuh yang benar-benar berada di pori-pori. Artinya, berkeringat tak selalu berkaitan dengan pori-pori. Hiperhidrosis juga dapat menyerang kaki, tangan, kepala, dan bagian lain tubuh. Jadi bagaimana Anda bisa tahu jika memiliki masalah yang sama?
Kemungkinan Anda mengalami hiperhidrosis jika berkeringat hingga menembus baju, punya masalah kulit dari kelebihan keringat, atau berkeringat bahkan ketika tidak bergerak banyak. Namun tetap perlu konfirmasi dokter.
Jaga agar semuanya terkontrol
Jika keringat menyebabkan Anda stres dan malu, mulailah dengan menaikkan kelas deodoran dari yang Anda gunakan sekarang. “Pasien dapat mulai dengan deodoran yang punya ‘kekuatan klinis’,” demikian disarankan dokter kulit David E. Bank, M.D., asisten profesor dermatologi Columbia Presbyterian Medical Center, dan penulis Beautiful Skin: Every Woman’s Guide to Looking Her Best at Any Age.
“Deodoran yang dispesialisasikan untuk keringat berlebih dan deodoran yang sebelumnya harus dengan resep dokter sudah beberapa tahun beredar di pasar dan terbukti efektif digunakan sehari-hari bagi banyak orang dengan keringat berlebih.”
Agar efektif, Jaliman menyarankan agar produk ini dioleskan pada malam hari untuk memberi waktu deodoran menyerap ke dalam kulit.
Sejak 2004, Botox telah mendapat persetujuan Lembaga Makanan dan Obat Amerika (FDA) untuk perawatan orang yang berkeringat berlebih di ketiak dan telapak tangan. Cara kerjanya sama seperti ketika mencegah terciptanya garis halus, Botox secara temporer menghalangi pelepasan kimia yang memicu kelencar keringat.
Menurut Masyarakat Hiperhidrosis Internasional, suntikan Botox terbukti mengurangi keringat hingga lebih dari 80 persen.
Solusi antikeringat terbaru yang disetujui FDA adalah miraDry, yang “menggunakan energi microwave untuk memanaskan dan merusak kelenjar yang memproduksi keringat di ketiak,” kata Bank. A
Perawatan penuhnya membutuhkan waktu satu jam, dan direkomendasikan tiga kali perawatan dalam enam pekan. Sementara untuk yang efeknya permanen, perawatan ini terbilang mahal, yakni sekitar US$2.000-3000 atau setara Rp27 juta-Rp40 juta, dan kemungkinan tak ditanggung asuransi.
No comments:
Post a Comment