Jakarta, CNN Indonesia -- Menu makanan pesawat biasanya jadi alternatif terakhir yang ingin disantap para penumpang pesawat. Ada banyak alasan mengapa hal ini bisa terjadi, salah satunya adalah karena menunya yang kurang menggugah selera sampai rasanya yang kurang enak.
Kini, beragam maskapai penerbangan ke berbagai belahan kota atau negara sekarang ini berlomba-lomba menghadirkan menu makanan pesawat yang menarik. Dari makanan lokal Indonesia sampai makanan mancanegara. Semuanya dilakukan untuk mengakomodir berbagai keinginan dan selera penumpang yang berbeda-beda. Tak dimungkiri, tiap orang punya keinginan dan selera makanan yang berbeda-beda.
Salah besar jika Anda berpikir kalau makanan Indonesia tak bakal laris dipesan di pesawat. "Kalau orang luar yang ke Indonesia, mereka senang sekali makanan Indonesia. Makanan Indonesia itu dicari di seluruh dunia," kata Vindex Tengker, chef sekaligus Vice President Inflight Service Garuda Indonesia ketika berbincang dengan CNNIndonesia.com, beberapa waktu lalu.
Vindex mengakui bahwa makanan otentik Indonesia tengah berada di masa-masa emas popularitasnya. Makanan eksotik, terutama Indonesia yang kaya akan bumbu dan rasa memang masih menjadi primadona bagi penumpang asing.
Menyadari hal ini, Vindex pun ikut menyediakan berbagai menu Indonesia dalam pilihan makanan yang tersedia di maskapai perusahaannya. Beberapa makanan tradisional yang dijagokan Vindex adalah es pisang ijo khas Makassar dan lontong Medan khas Medan, Sumatra Utara.
"Minat authentic cuisine lagi booming banget, yang harus tetap dijaga adalah konsistensi masakannya, karena kami memasak untuk ribuan porsi dan ribuan mil," kata Vindex.
Tentunya Vindex menyadari dalam menyajikan makanan di pesawat membutuhkan perlakuan khusus dibandingkan makanan yang disantap di darat. Meski masih menggunakan resep yang sama, namun makanan yang disajikan di pesawat harus dengan ketentuan khusus.
"Karena di pesawat menggunakan sistem reheating (pemanasan), jadi kebanyakan makanan dipanaskan dahulu baru ditata, semua panduannya ada. Hanya beberapa jenis yang dimasak langsung seperti omelet," kata Vindex.
"Bumbu juga tidak dapat terlalu pedas, karena bisa-bisa orang ke toilet terus."
Namun bukan hanya makanan Indonesia yang digemari penumpang asing, makanan otentik Asia seperti China dan Jepang pun juga menjadi incaran para pelancong dalam pesawat.
Makanan ala Indonesia ini ternyata tak cuma digemari oleh penumpang asing yang datang ke Indonesia saja. Penumpang Indonesia sendiri ternyata juga suka menikmati makanan lokalnya.
"Tapi banyak juga yang memesan makanan ala barat," ujarnya.
Vindex mengakui bahwa pilihan makanan barat juga masih disertakan sebagai alternatif menu. "Selera makanan orang berbeda-beda, jadi tidak bisa ditentukan satu orang hanya suka satu jenis makanan saja."
Kini, beragam maskapai penerbangan ke berbagai belahan kota atau negara sekarang ini berlomba-lomba menghadirkan menu makanan pesawat yang menarik. Dari makanan lokal Indonesia sampai makanan mancanegara. Semuanya dilakukan untuk mengakomodir berbagai keinginan dan selera penumpang yang berbeda-beda. Tak dimungkiri, tiap orang punya keinginan dan selera makanan yang berbeda-beda.
Salah besar jika Anda berpikir kalau makanan Indonesia tak bakal laris dipesan di pesawat. "Kalau orang luar yang ke Indonesia, mereka senang sekali makanan Indonesia. Makanan Indonesia itu dicari di seluruh dunia," kata Vindex Tengker, chef sekaligus Vice President Inflight Service Garuda Indonesia ketika berbincang dengan CNNIndonesia.com, beberapa waktu lalu.
Vindex mengakui bahwa makanan otentik Indonesia tengah berada di masa-masa emas popularitasnya. Makanan eksotik, terutama Indonesia yang kaya akan bumbu dan rasa memang masih menjadi primadona bagi penumpang asing.
Menyadari hal ini, Vindex pun ikut menyediakan berbagai menu Indonesia dalam pilihan makanan yang tersedia di maskapai perusahaannya. Beberapa makanan tradisional yang dijagokan Vindex adalah es pisang ijo khas Makassar dan lontong Medan khas Medan, Sumatra Utara.
"Minat authentic cuisine lagi booming banget, yang harus tetap dijaga adalah konsistensi masakannya, karena kami memasak untuk ribuan porsi dan ribuan mil," kata Vindex.
Tentunya Vindex menyadari dalam menyajikan makanan di pesawat membutuhkan perlakuan khusus dibandingkan makanan yang disantap di darat. Meski masih menggunakan resep yang sama, namun makanan yang disajikan di pesawat harus dengan ketentuan khusus.
"Karena di pesawat menggunakan sistem reheating (pemanasan), jadi kebanyakan makanan dipanaskan dahulu baru ditata, semua panduannya ada. Hanya beberapa jenis yang dimasak langsung seperti omelet," kata Vindex.
"Bumbu juga tidak dapat terlalu pedas, karena bisa-bisa orang ke toilet terus."
Namun bukan hanya makanan Indonesia yang digemari penumpang asing, makanan otentik Asia seperti China dan Jepang pun juga menjadi incaran para pelancong dalam pesawat.
Makanan ala Indonesia ini ternyata tak cuma digemari oleh penumpang asing yang datang ke Indonesia saja. Penumpang Indonesia sendiri ternyata juga suka menikmati makanan lokalnya.
"Tapi banyak juga yang memesan makanan ala barat," ujarnya.
Vindex mengakui bahwa pilihan makanan barat juga masih disertakan sebagai alternatif menu. "Selera makanan orang berbeda-beda, jadi tidak bisa ditentukan satu orang hanya suka satu jenis makanan saja."
No comments:
Post a Comment