Jakarta, CNN Indonesia -- Puluhan ribu orang memiliki masalah penggunaan ganja. Berdasarkan para ahli, mereka tidak mau mencari atau menerima bantuan.
Orang yang menjalani pengobatan masalah ganja jumlahnya sangat besar dari jumlah orang-orang yang bermasalah narkoba, dan jumlahnya semakin besar, menurut Ian Hamilton dari Universitas York. Dan orang-orang yang menjalani pengobatan tersebut hanya mewakili sebagian kecil dari jumlah total orang-orang yang bermasalah dengan ganja.
Sembilan dari sepuluh pemakai ganja tidak menjalani pengobatan karena takut atau tidak mau mencari bantuan atas ketergantungan mereka. Memang, dibanding penyalahgunaan narkoba, mengidentifikasi gangguan psikosis karena pemakaian ganja lebih mudah, sehingga para penggunanya dapat diberikan pengobatan yang relevan.
“Banyak orang melaporkan ketergantungan dan mereka tidak mampu mengontrol penggunaan ganja,” kata Ian. Dia berkata, pengguna ganja juga bermasalah dengan manajemen kemarahan. Mereka akan lebih mudah marah dan tidak mampu mengelola perasaan.
Menariknya, kata Ian, ada orang-orang yang bukan pengguna ganja klasik. Orang-orang tersebut pada umumnya adalah para pekerja yang berjuang menjalani pekerjaan mereka. Mereka memakai ganja pada dasarnya hanya mencari dukungan dan ide untuk bekerja.
Banyak pekerja menganggap pengobatan ganja sebagai hal yang kurang penting dibandingkan ketergantungan yang disebabkan obat-obatan keras. Namun, ganja dapat menyebabkan masalah besar bagi mereka yang mengalaminya, di antaranya konsekuensi hukum, selain beban finansial.
“Ada budaya dalam masyarakat yang menganggap obat adiktif keras, seperti heroin dan kokain, sebagai masalah besar. Sementara ganja dilihat sebagai masalah kecil,” kata Ian.
Dia melanjutkan, para pengguna ganja sendiri tidak berpikir itu sesuatu yang butuh pengobatan, atau harus ditawarkan pengobatan. “Ada situasi paradoks pada pengobatan pengguna ganja yang sudah sangat ketergantungan dan pekerja yang masih bibit pengguna ganja.”
“Kami menciptakan istilah 'penikmat ganja', seseorang yang sangat menyadari berbagai jenis ganja dan efek yang dihasilkannya, versus pengobatan untuk pasien.”
Ian mengatakan, salah satu cara untuk mengurangi masalah ini adalah dengan dekriminalisasi. Dengan cara ini, para pengguna ganja akan cenderung mencari pengobatan dan menerima pengobatan.
Orang yang menjalani pengobatan masalah ganja jumlahnya sangat besar dari jumlah orang-orang yang bermasalah narkoba, dan jumlahnya semakin besar, menurut Ian Hamilton dari Universitas York. Dan orang-orang yang menjalani pengobatan tersebut hanya mewakili sebagian kecil dari jumlah total orang-orang yang bermasalah dengan ganja.
Sembilan dari sepuluh pemakai ganja tidak menjalani pengobatan karena takut atau tidak mau mencari bantuan atas ketergantungan mereka. Memang, dibanding penyalahgunaan narkoba, mengidentifikasi gangguan psikosis karena pemakaian ganja lebih mudah, sehingga para penggunanya dapat diberikan pengobatan yang relevan.
“Banyak orang melaporkan ketergantungan dan mereka tidak mampu mengontrol penggunaan ganja,” kata Ian. Dia berkata, pengguna ganja juga bermasalah dengan manajemen kemarahan. Mereka akan lebih mudah marah dan tidak mampu mengelola perasaan.
Menariknya, kata Ian, ada orang-orang yang bukan pengguna ganja klasik. Orang-orang tersebut pada umumnya adalah para pekerja yang berjuang menjalani pekerjaan mereka. Mereka memakai ganja pada dasarnya hanya mencari dukungan dan ide untuk bekerja.
Banyak pekerja menganggap pengobatan ganja sebagai hal yang kurang penting dibandingkan ketergantungan yang disebabkan obat-obatan keras. Namun, ganja dapat menyebabkan masalah besar bagi mereka yang mengalaminya, di antaranya konsekuensi hukum, selain beban finansial.
“Ada budaya dalam masyarakat yang menganggap obat adiktif keras, seperti heroin dan kokain, sebagai masalah besar. Sementara ganja dilihat sebagai masalah kecil,” kata Ian.
Dia melanjutkan, para pengguna ganja sendiri tidak berpikir itu sesuatu yang butuh pengobatan, atau harus ditawarkan pengobatan. “Ada situasi paradoks pada pengobatan pengguna ganja yang sudah sangat ketergantungan dan pekerja yang masih bibit pengguna ganja.”
“Kami menciptakan istilah 'penikmat ganja', seseorang yang sangat menyadari berbagai jenis ganja dan efek yang dihasilkannya, versus pengobatan untuk pasien.”
Ian mengatakan, salah satu cara untuk mengurangi masalah ini adalah dengan dekriminalisasi. Dengan cara ini, para pengguna ganja akan cenderung mencari pengobatan dan menerima pengobatan.
No comments:
Post a Comment