Jakarta, CNN Indonesia -- Para dokter memperingatkan agar berhati-hati dengan obat batuk yang mengandung codein. Pasalnya, seorang remaja perempuan, berakhir dengan sakit serius setelah mengonsumsi obat batuk dengan kandungan codein.
Para dokter mengatakan hanya ada sedikit bukti yang menunjukkan manfaat codein untuk mengobati batuk. Dalam jurnal BMJ Case Reports, mereka mengatakan bahwa manfaat codein mungkin secara khusus tidak diperlukan karena codein mungkin tidak melakukan apa-apa.
Para dokter di Universitas Nasional Irlandia di Galway menjelaskan kasus remaja perempuan sehat berusia 14 tahun yang meminum terlalu banyak obat batuk.
Dilaporkan oleh Daily Mail, remaja yang masih tidak diketahui namanya itu mengonsumsi dua atau tiga sendok codein yang berfungsi meredakan batuk selama 15 hari.
Peneliti menulis, remaja tersebut menjadi kebingungan. Dia mengatakan sudah mandi sementara ibunya mengetahui secara pasti kalau dia belum mandi.
Dia juga tidur lebih dari 20 jam sehari, rentang perhatian menurun, dan menderita sakit kepala yang berselang.
Seiring waktu dia kehilangan kemampuan menciptakan memori baru. Sebelum kondisi tersebut dia alami, pasien mengalami gejala mirip flu selama 15 hari. Selama waktu tersebut dia terpaksa absen dari sekolah.
Dokter mengatakan, gadis itu tidak melampaui dosis harian yang direkomendasikan, tapi dia melampaui durasi pemakaian maksimum yang direkomendasikan, yakni tiga hari.
Setiap sendok mengandung 15 miligram kodein. Sementara remaja itu mengonsumsi sebanyak total 450 sampai 675 miligram selama 15 hari. Sementara, dosis maksimum yang direkomendasikan adalah 270 miligram selama pengobatan.
Para dokter memperingatkan, ada banyak anak dan orang dewasa yang dilaporkan meninggal setelah memakai codein.
Mereka mengatakan, “Kombinasi antara kurangnya kemanjuran, keracunan akut, dan ketergantungan, maka berlebihan menegak codein adalah tidak beralasan.”
Badan Pengawas Produk Kesehatan menyarankan bahwa obat batuk cair yang mengandung codein sebaiknya tidak diberikan untuk orang-orang di bawah usia 18 tahun.
Para dokter mengatakan hanya ada sedikit bukti yang menunjukkan manfaat codein untuk mengobati batuk. Dalam jurnal BMJ Case Reports, mereka mengatakan bahwa manfaat codein mungkin secara khusus tidak diperlukan karena codein mungkin tidak melakukan apa-apa.
Para dokter di Universitas Nasional Irlandia di Galway menjelaskan kasus remaja perempuan sehat berusia 14 tahun yang meminum terlalu banyak obat batuk.
Dilaporkan oleh Daily Mail, remaja yang masih tidak diketahui namanya itu mengonsumsi dua atau tiga sendok codein yang berfungsi meredakan batuk selama 15 hari.
Peneliti menulis, remaja tersebut menjadi kebingungan. Dia mengatakan sudah mandi sementara ibunya mengetahui secara pasti kalau dia belum mandi.
Dia juga tidur lebih dari 20 jam sehari, rentang perhatian menurun, dan menderita sakit kepala yang berselang.
Seiring waktu dia kehilangan kemampuan menciptakan memori baru. Sebelum kondisi tersebut dia alami, pasien mengalami gejala mirip flu selama 15 hari. Selama waktu tersebut dia terpaksa absen dari sekolah.
Dokter mengatakan, gadis itu tidak melampaui dosis harian yang direkomendasikan, tapi dia melampaui durasi pemakaian maksimum yang direkomendasikan, yakni tiga hari.
Setiap sendok mengandung 15 miligram kodein. Sementara remaja itu mengonsumsi sebanyak total 450 sampai 675 miligram selama 15 hari. Sementara, dosis maksimum yang direkomendasikan adalah 270 miligram selama pengobatan.
Para dokter memperingatkan, ada banyak anak dan orang dewasa yang dilaporkan meninggal setelah memakai codein.
Mereka mengatakan, “Kombinasi antara kurangnya kemanjuran, keracunan akut, dan ketergantungan, maka berlebihan menegak codein adalah tidak beralasan.”
Badan Pengawas Produk Kesehatan menyarankan bahwa obat batuk cair yang mengandung codein sebaiknya tidak diberikan untuk orang-orang di bawah usia 18 tahun.
No comments:
Post a Comment