Saturday, 26 December 2015

Yang Terjadi di Otak Ketika Anda Salah Jalan

Yang Terjadi di Otak Ketika Anda Salah JalanIlustrasi wisatawan membaca peta. (Thinkstock/ViktorCap)
Jakarta, CNN Indonesia -- Para peneliti di Jepang menemukan apa yang terjadi di otak manusia saat sedang salah jalan. Dengan memindai aktivitas otak orang-orang saat berjalan di labirin virtual, tim dapat menentukan rute yang digambar di otak mereka.

Hasil pemindaian juga menunjukkan ketika partisipan salah jalan, dugaan yang mereka kira sebagai arah yang benar mengesampingkan pilihan logis tentang jalan yang tepat. Otak manusia memproses sejumlah besar informasi untuk mengarahkan dari titik A ke titik B.

Untuk menavigasi situasi sehari-hari, seperti menemukan jalan dari stasiun kereta api menuju restoran, otak seseorang perlu untuk membangkitkan dan merasionalisasikan informasi secara teratur, serta menganalisa apakah tindakan kita tepat.

Satu elemen dalam proses sangat krusial, kita perlu membentuk perkiraan rute dan tujuan sebelum sampai di tujuan.

“Saat orang-orang berusaha mencapai dari satu tempat ke tempat lainnya, mereka memperkirakan lansekap yang mereka tuju di otak,” kata Yumi Shikauchi, peneliti di Universitas Tokyo yang juga penulis penelitian.

“Kami ingin membaca sandi keyakinan sebelumnya di otak, karena itu sangat krusial untuk navigasi keruangan,” kata Yumi seperti dilaporkan Daily Mail.

Untuk memelajari proses secara detail, para peneliti memindai aktivitas otak delapan partisipan saat mereka menyelesaikan serangkaian labirin tiga dimensi virtual.

Hasil pemindaian MRI menunjukkan aktivitas otak saat peserta berusaha menyelesaikan jalan virtual tersebut.

Hasil pemindaian juga menunjukkan apa yang terjadi di otak ketika partisipan mengambil jalan yang salah.

Prasangka yang kita bentuk dalam menentukan arah bisa sangat kuat hingga mengesampingkan realitas objektif.

Ini dapat menjelaskan kenapa beberapa orang sangat yakin mereka berjalan di arah yang tepat meskipun sebetulnya mereka salah jalan.

Tim peneliti Universitas Kyoto berpikir bahwa temuan mereka diharapkan dapat mengembangkan alat komunikasi baru yang dapat menerjemahkan secara efektif aktivitas otak.

No comments:

Post a Comment