Jakarta, CNN Indonesia -- Wabah virus zika sudah dinyatakan sebagai masalah kesehatan dunia. Banyak peneliti dari berbagai negara yang berlomba untuk menciptakan obat atau melakukan tindakan pencegahan agar tak terserang virus ini.
Ilmuwan Inggris adalah salah satu yang berusaha mencari tindakan untuk mengatasi wabah. Mereka melakukan rekayasa genetika terhadap jutaan nyamuk. Jutaan nyamuk hasil rekayasa genetika ini akan dibebaskan di negara-negara yang terkena virus zika.
Para ilmuwan di perusahaan bioteknologi Inggris Oxitec, percaya virus zika bisa dikendalikan dalam waktu singkat jika nyamuk rekayasa genetika ini dilepas.
Mengutip The West Australian, pengendalian ini bekerja dengan cara memengaruhi siklus hidup nyamuk pembawa virus. Nyamuk rekayasa genetik jantan akan kawin dengan nyamuk virus betina. Ini akan membuat gen siklus hidup virus yang lebih pendek pada 'bayi' nyamuk.
Nyamuk secara genetika direkayasa untuk memiliki gen pembunuh. Gen ini akan diteruskan kepada telur nyamuk untuk mencegah mereka matang dan menetas.
Perubahan genetik ini juga menyebabkan pupa nyamuk bersinar dalam gelap sehingga lebih mudah dilacak.
Uji coba di Brasil menunjukkan bahwa nyamuk rekayasa ini menyebabkan menurunnya populasi nyamuk Aedes Aegypti sampai 90 persen. Hal tersebut menyebabkan kasus demam berdarah merosot sampai 99 persen.
Sementara, metode penyemprotan dianggap hanya bisa mengurangi nyamuk antara 30-50 persen saja. Nyamuk ini awalnya dilepas di kota Piracicaba, dekat Sao Paulo yang berpopulasi 3000 jiwa.
Pedro Mello, sekretaris kesehatan di Piracicaba mengatatakan bahwa percobaan sudah sukses besar. Kasus penyakit DBD di distriknya menurun dari 133 kasus menjadi satu kasus antara tahun 2014-2015 ke tahun 2015-2016.
Dalam beberapa minggu ke depan, Oxitec berharap diberi lampu hijau untuk memasok nyamuk rekayasa genetika. WHO diklaim juga mendukung adanya teknologi baru untuk mengatasi zika.
"Secara keseluruhan, nyamuk rekayasa genetika ini bisa dengan cepat menghentikan wabah. Kami berharao bisa mendapat lampu hijau segera," kata Hadyn Parry, Chief Executive Oxitec.
Ilmuwan Inggris adalah salah satu yang berusaha mencari tindakan untuk mengatasi wabah. Mereka melakukan rekayasa genetika terhadap jutaan nyamuk. Jutaan nyamuk hasil rekayasa genetika ini akan dibebaskan di negara-negara yang terkena virus zika.
Para ilmuwan di perusahaan bioteknologi Inggris Oxitec, percaya virus zika bisa dikendalikan dalam waktu singkat jika nyamuk rekayasa genetika ini dilepas.
Mengutip The West Australian, pengendalian ini bekerja dengan cara memengaruhi siklus hidup nyamuk pembawa virus. Nyamuk rekayasa genetik jantan akan kawin dengan nyamuk virus betina. Ini akan membuat gen siklus hidup virus yang lebih pendek pada 'bayi' nyamuk.
Nyamuk secara genetika direkayasa untuk memiliki gen pembunuh. Gen ini akan diteruskan kepada telur nyamuk untuk mencegah mereka matang dan menetas.
Perubahan genetik ini juga menyebabkan pupa nyamuk bersinar dalam gelap sehingga lebih mudah dilacak.
Uji coba di Brasil menunjukkan bahwa nyamuk rekayasa ini menyebabkan menurunnya populasi nyamuk Aedes Aegypti sampai 90 persen. Hal tersebut menyebabkan kasus demam berdarah merosot sampai 99 persen.
Sementara, metode penyemprotan dianggap hanya bisa mengurangi nyamuk antara 30-50 persen saja. Nyamuk ini awalnya dilepas di kota Piracicaba, dekat Sao Paulo yang berpopulasi 3000 jiwa.
Pedro Mello, sekretaris kesehatan di Piracicaba mengatatakan bahwa percobaan sudah sukses besar. Kasus penyakit DBD di distriknya menurun dari 133 kasus menjadi satu kasus antara tahun 2014-2015 ke tahun 2015-2016.
Dalam beberapa minggu ke depan, Oxitec berharap diberi lampu hijau untuk memasok nyamuk rekayasa genetika. WHO diklaim juga mendukung adanya teknologi baru untuk mengatasi zika.
"Secara keseluruhan, nyamuk rekayasa genetika ini bisa dengan cepat menghentikan wabah. Kami berharao bisa mendapat lampu hijau segera," kata Hadyn Parry, Chief Executive Oxitec.
No comments:
Post a Comment