Jakarta, CNN Indonesia -- Takaran minum air putih delapan gelas sehari, belum tentu menyelamatkan seseorang dari penyakit gagal ginjal. Dokter spesialis penyakit dalam Tunggul D. Situmorang mengatakan, tidak ada ukuran baku terkait jumlah cairan yang cukup untuk dikonsumsi.
Rumus delapan gelas per hari sebenarnya hanya generalisasi saja. Tunggul menjelaskan hitung-hitungannya dari cairan yang dikeluarkan tubuh.
Menurut konsultan ginjal dan hipertensi itu, jika setiap hari urin yang dikeluarkan oleh manusia berjumlah 1-1,5 liter, sebagai gantinya butuh sekitar enam sampai tujuh gelas per hari.
"Ditambah dengan penguapan badan, kira kira dengan suhu tropik butuh 700-800 mililiter. Jadi Tidak kaku betul. Itu kisaran saja," kata Tunggul dalam acara temu media Pengurus Besar Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PB PAPDI) di kawasan Matraman, Jakarta, Rabu (3/2).
Tunggul menjelaskan jika aktivitas yang dilakukan lebih banyak tentunya adupan cairan yang dibutuhkan tubuh juga lebih banyak dari biasanya. Salah satu cara untuk mencegah tidak kekurangan cairan, adalah dengan menuntaskan rasa haus setiap kali rasa itu datang.
"Tubuh itu sudah diatur, secara psikologis kalau kurang cairan akan haus, nah itu minum saja. Tapi jangan juga kebanyakan," ujar Tunggul.
"Kalau minum sebanyak-banyaknya bukannya menolong ginjal, malah akan membuat beban juga dalam filtrasi."
Cara menghitung kebutuhan cairan harian
Sebelumnya pernah dijelaskan, ada banyak faktor yang memengaruhi jumlah kebutuhan cairan dalam tubuh manusia. Faktor itu antara lain usia, berat bedan, jenis kelamin, aktivitas, suhu tubuh atau lingkungan sekitar, penyakit, bahkan status sebagai ibu hamil dan menyusui juga turut memengaruhi.
Namun, secara umum, ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk untuk mengetahui jumlah cairan yang diperlukan tubuh dalam keadaan normal setiap harinya.
Dikutip dari buku berjudul ‘Pedoman Kebutuhan Cairan Bagi Pekerja Agar Tetap Sehat dan Produktif’ yang diterbitkan oleh Kementerian Kesehatan bekerjasama dengan Persatuan Dokter Spesialis Kedokteran Okupasi Indonesia (PERDOKI), ada dua cara menghitung kebutuhan cairan tubuh, yaitu dengan mengetahui kebutuhan energi maupun dengan menggunakan berat badan.
Untuk energi sebesar 1 kilokalori (kkal), dibutuhkan 1 mililiter (mL) air. Hal ini berarti, jika seseorang memiliki kebutuhan energi 1.800 kkal, berarti kebutuhan akan cairan sebesar 1x1.800 = 1.800 mililiter atau setara dengan 1,8 liter air.
Jika ditinjau dari berat badan, bisa menggunakan rumus sebagai berikut. Untuk 10 kilogam pertama berat badan, butuh 1 liter air. Untuk 10 kilogram kedua, membutuhkan 500 mililiter air. Sisanya, untuk setiap kilogram berat badan membutuhkan 20 mililiter air.
Apabila seorang memiliki berat badan sebesar 60 kilogram, 10 kilogram pertama ia harus menyediakan 1 liter air, 10 kilogram kedua, 500 mL air, sementara 40 kilogram lainnya membutuhkan 800 mL air. Jadi kebutuhan air secara keseluruhan untuk orang dengan berat badan 60 kilogram adalah 2,3 liter per hari.
Rumus delapan gelas per hari sebenarnya hanya generalisasi saja. Tunggul menjelaskan hitung-hitungannya dari cairan yang dikeluarkan tubuh.
Menurut konsultan ginjal dan hipertensi itu, jika setiap hari urin yang dikeluarkan oleh manusia berjumlah 1-1,5 liter, sebagai gantinya butuh sekitar enam sampai tujuh gelas per hari.
"Ditambah dengan penguapan badan, kira kira dengan suhu tropik butuh 700-800 mililiter. Jadi Tidak kaku betul. Itu kisaran saja," kata Tunggul dalam acara temu media Pengurus Besar Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PB PAPDI) di kawasan Matraman, Jakarta, Rabu (3/2).
Tunggul menjelaskan jika aktivitas yang dilakukan lebih banyak tentunya adupan cairan yang dibutuhkan tubuh juga lebih banyak dari biasanya. Salah satu cara untuk mencegah tidak kekurangan cairan, adalah dengan menuntaskan rasa haus setiap kali rasa itu datang.
"Tubuh itu sudah diatur, secara psikologis kalau kurang cairan akan haus, nah itu minum saja. Tapi jangan juga kebanyakan," ujar Tunggul.
"Kalau minum sebanyak-banyaknya bukannya menolong ginjal, malah akan membuat beban juga dalam filtrasi."
Cara menghitung kebutuhan cairan harian
Sebelumnya pernah dijelaskan, ada banyak faktor yang memengaruhi jumlah kebutuhan cairan dalam tubuh manusia. Faktor itu antara lain usia, berat bedan, jenis kelamin, aktivitas, suhu tubuh atau lingkungan sekitar, penyakit, bahkan status sebagai ibu hamil dan menyusui juga turut memengaruhi.
Namun, secara umum, ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk untuk mengetahui jumlah cairan yang diperlukan tubuh dalam keadaan normal setiap harinya.
Dikutip dari buku berjudul ‘Pedoman Kebutuhan Cairan Bagi Pekerja Agar Tetap Sehat dan Produktif’ yang diterbitkan oleh Kementerian Kesehatan bekerjasama dengan Persatuan Dokter Spesialis Kedokteran Okupasi Indonesia (PERDOKI), ada dua cara menghitung kebutuhan cairan tubuh, yaitu dengan mengetahui kebutuhan energi maupun dengan menggunakan berat badan.
Untuk energi sebesar 1 kilokalori (kkal), dibutuhkan 1 mililiter (mL) air. Hal ini berarti, jika seseorang memiliki kebutuhan energi 1.800 kkal, berarti kebutuhan akan cairan sebesar 1x1.800 = 1.800 mililiter atau setara dengan 1,8 liter air.
Jika ditinjau dari berat badan, bisa menggunakan rumus sebagai berikut. Untuk 10 kilogam pertama berat badan, butuh 1 liter air. Untuk 10 kilogram kedua, membutuhkan 500 mililiter air. Sisanya, untuk setiap kilogram berat badan membutuhkan 20 mililiter air.
Apabila seorang memiliki berat badan sebesar 60 kilogram, 10 kilogram pertama ia harus menyediakan 1 liter air, 10 kilogram kedua, 500 mL air, sementara 40 kilogram lainnya membutuhkan 800 mL air. Jadi kebutuhan air secara keseluruhan untuk orang dengan berat badan 60 kilogram adalah 2,3 liter per hari.
No comments:
Post a Comment