Jakarta, CNN Indonesia -- Dinas Kesehatan DKI Jakarta menerima laporan bahwa tingkat masyarakat yang mengidap penyakit demam berdarah dengue meningkat 30 persen dibandingkan tahun lalu. Meski belum signifikan, Dinkes DKI mengatakan penyakit demam berdarah mulai mendekati Kejadian Luar Biasa (KLB).
Kepala Dinkes DKI Koesmedi Prihatno mengungkapkan sebuah daerah bisa dikatakan mengalami KLB jika demam berdarah di daerah tersebut, meningkat dua kali lipat dalam waktu dua pekan.
"Disebut KLB jika paling tidak (mengalami peningkatan) dua kali lipat dari pekan sebelumnya," kata Koesmedi saat ditemui di Balai Kota DKI Jakarta, Jumat (5/2).
"Memang (DKI Jakarta) mendekati KLB, tapi rasanya masih banyak tempat kosong untuk diatasi."
Berdasarkan data terbaru yang diterima Koesmedi dari anak buahnya, kasus demam berdarah untuk Januari 2016 saja sudah mencapai 611 kasus. "Penyumbang" terbanyak kasus demam berdarah adalah dari wilayah Jakarta Timur.
Koesmedi pun mengakui bahwa Jakarta Timur menjadi salah satu daerah yang warganya paling banyak mengalami demam berdarah. Selain itu kawasan Cengkareng juga disebut Koesmedi banyak pengidap demam berdarah.
Sebelumnya Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama ingin memaksimalkan metode fogging untuk menanggulangi potensi penyakit demam berdarah selama musim penghujan tahun ini. Dia mengatakan untuk tahun ini masyarakat DKI Jakarta bisa meminta petugas melakukan fogging menggunakan aplikasi Qlue.
"Kami sudah memasukkan dalam Qlue, jadi di situ sudah ada menu meminta fogging sehingga di Jakarta Smart City akan terlihat kelurahan mana saja yang banyak meminta," kata Basuki saat ditemui di Balai Kota DKI Jakarta, Jumat (5/2).
Ahok, sapaan Basuki, menjelaskan banyak warga Jakarta yang merasa gengsi untuk meminta fogging di daerah tempat mereka tinggal. Mereka semua, kata Ahok, akan meminta fogging setelah ada anggota keluarganya yang terkena penyakit demam berdarah.
Namun dengan adanya aplikasi Qlue yang didalamnya ada layanan permintaan fogging, Ahok berharap masyarakat tidak lagi gengsi untuk meminta ke petugas.
"Makanya saya imbau warga Jakarta jika meminta fogging melalui Smart City," katanya.
Kepala Dinkes DKI Koesmedi Prihatno mengungkapkan sebuah daerah bisa dikatakan mengalami KLB jika demam berdarah di daerah tersebut, meningkat dua kali lipat dalam waktu dua pekan.
"Disebut KLB jika paling tidak (mengalami peningkatan) dua kali lipat dari pekan sebelumnya," kata Koesmedi saat ditemui di Balai Kota DKI Jakarta, Jumat (5/2).
"Memang (DKI Jakarta) mendekati KLB, tapi rasanya masih banyak tempat kosong untuk diatasi."
Berdasarkan data terbaru yang diterima Koesmedi dari anak buahnya, kasus demam berdarah untuk Januari 2016 saja sudah mencapai 611 kasus. "Penyumbang" terbanyak kasus demam berdarah adalah dari wilayah Jakarta Timur.
Koesmedi pun mengakui bahwa Jakarta Timur menjadi salah satu daerah yang warganya paling banyak mengalami demam berdarah. Selain itu kawasan Cengkareng juga disebut Koesmedi banyak pengidap demam berdarah.
Sebelumnya Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama ingin memaksimalkan metode fogging untuk menanggulangi potensi penyakit demam berdarah selama musim penghujan tahun ini. Dia mengatakan untuk tahun ini masyarakat DKI Jakarta bisa meminta petugas melakukan fogging menggunakan aplikasi Qlue.
"Kami sudah memasukkan dalam Qlue, jadi di situ sudah ada menu meminta fogging sehingga di Jakarta Smart City akan terlihat kelurahan mana saja yang banyak meminta," kata Basuki saat ditemui di Balai Kota DKI Jakarta, Jumat (5/2).
Ahok, sapaan Basuki, menjelaskan banyak warga Jakarta yang merasa gengsi untuk meminta fogging di daerah tempat mereka tinggal. Mereka semua, kata Ahok, akan meminta fogging setelah ada anggota keluarganya yang terkena penyakit demam berdarah.
Namun dengan adanya aplikasi Qlue yang didalamnya ada layanan permintaan fogging, Ahok berharap masyarakat tidak lagi gengsi untuk meminta ke petugas.
"Makanya saya imbau warga Jakarta jika meminta fogging melalui Smart City," katanya.
No comments:
Post a Comment