Jakarta, CNN Indonesia -- Badan Kesehatan Dunia WHO menyatakan epidemi virus zika sebagai kondisi darurat kesehatan. Virus yang disebarkan oleh nyamuk Aedes aegepti itu mewabah di benua Amerika dan baru-baru ini ditemukan di Australia.
Melansir laman Independent, terdapat dua orang warga negara New South Wales yang positif mengidap virus zika. Dua orang tersebut baru saja pulang berlibur dari Karibia.
Dr Vicky Sheppeard, Direktur Penyakit Menular Badan Kesehatan New South Wales mengonfirmasi kasus tersebut. Namun dia menyatakan kemungkinannya kecil, virus zika akan mewabah di Australia.
“Kecil kemungkinannya virus zika akan menjadi epidemi di New South Wales dan Australia, alasannya karena nyamuk yang menjadi vektor penyakit, tidak endemik di sini, meskipun spesies yang sama di temukan di beberapa tempat di Queensland,” kata Sheppeard.
Dr Cameron Webb, pakar virologi Australia menyebutkan bahwa Australia sudah bersiap menghadapi wabah, jika itu terjadi. “Kami sangat beruntung bahwa pihak medis di Queensland punya banyak pengalaman menangani wabah virus yang dibawa nyamuk,” ujar dia.
Webb menambahkan, Queensland sudah memiliki skema pencegahan epidemi, seperti yang mereka lakukan dengan wabah demam berdarah.
“Oleh karena itu, kemungkinan terjadinya wabah sangatlah kecil,” tambahnya.
Baru-baru ini WHO menyatakan kasus zika sebagai darurat kesehatan. Diperkirakan virus zika bisa menginfeksi 4 juta orang di benua Amerika saja, tahun ini.
Wabah zika pecah di Brasil tahun lalu, dan dipercaya berkaitan dengan mikrosefali, kondisi gangguan perkembangan pada bayi yang membuat lingkar kepala bayi lebih kecil dibanding normal. Gangguan ini bisa menimbulkan kerusakan otak.
Hingga saat ini belum ada vaksin untuk mengatasi penyakit tersebut. Berkaitan dengan hal itu, ibu hamil atau wanita yang berencana hamil diimbau tidak melakukan perjalanan ke negara-negara pusat epidemi dan melakukan pencegahan maksimal untuk menghindari kontak dengan nyamuk.
Melansir laman Independent, terdapat dua orang warga negara New South Wales yang positif mengidap virus zika. Dua orang tersebut baru saja pulang berlibur dari Karibia.
Dr Vicky Sheppeard, Direktur Penyakit Menular Badan Kesehatan New South Wales mengonfirmasi kasus tersebut. Namun dia menyatakan kemungkinannya kecil, virus zika akan mewabah di Australia.
“Kecil kemungkinannya virus zika akan menjadi epidemi di New South Wales dan Australia, alasannya karena nyamuk yang menjadi vektor penyakit, tidak endemik di sini, meskipun spesies yang sama di temukan di beberapa tempat di Queensland,” kata Sheppeard.
Dr Cameron Webb, pakar virologi Australia menyebutkan bahwa Australia sudah bersiap menghadapi wabah, jika itu terjadi. “Kami sangat beruntung bahwa pihak medis di Queensland punya banyak pengalaman menangani wabah virus yang dibawa nyamuk,” ujar dia.
Webb menambahkan, Queensland sudah memiliki skema pencegahan epidemi, seperti yang mereka lakukan dengan wabah demam berdarah.
“Oleh karena itu, kemungkinan terjadinya wabah sangatlah kecil,” tambahnya.
Baru-baru ini WHO menyatakan kasus zika sebagai darurat kesehatan. Diperkirakan virus zika bisa menginfeksi 4 juta orang di benua Amerika saja, tahun ini.
Wabah zika pecah di Brasil tahun lalu, dan dipercaya berkaitan dengan mikrosefali, kondisi gangguan perkembangan pada bayi yang membuat lingkar kepala bayi lebih kecil dibanding normal. Gangguan ini bisa menimbulkan kerusakan otak.
Hingga saat ini belum ada vaksin untuk mengatasi penyakit tersebut. Berkaitan dengan hal itu, ibu hamil atau wanita yang berencana hamil diimbau tidak melakukan perjalanan ke negara-negara pusat epidemi dan melakukan pencegahan maksimal untuk menghindari kontak dengan nyamuk.
No comments:
Post a Comment