Jakarta, CNN Indonesia -- Apakah Anda penggemar masakan kulit ayam? Banyak masyarakat menyukai masakan kulit ayam karena cita rasanya yang gurih dan lezat. Biasanya penjual bubur ayam menggunakan kulit ayam dalam bentuk sate sebagai pelengkap hidangan.
Namun tak sedikit pula yang ogah menyantap olahan kulit ayam, dengan berbagai alasan. Kebanyakan menolak mengonsumsi lapisan terluar daging ayam ini karena kandungan lemaknya dianggap tidak sehat, terutama bagi jantung.
Tetapi menurut Amy Myrdal Miller mantan Director of Programs and Culinary Nutrition at the Culinary Institute of America, hidangan kulit ayam tidak semengerikan yang dipikirkan selama ini.
"Kulit ayam telah banyak mendapatkan penilaian buruk karena tinggi lemak. Tapi kebanyakan lemak di ayam termasuk sehat, lemak tidak jenuh dan memasak dengan kulit membuat ayam lebih lezat dan lembab, sehingga Anda tidak perlu menambahkan banyak garam atau menggunakan tepung," kata Miller dalam laman Harvard School of Public Health.
Menurut Miller, sebanyak 55 persen lemak yang ada di kulit ayam termasuk lemak tak jenuh tunggal. Dalam pengecekan laboratorium, dalam 340 gram daging dada ayam beserta kulitnya hanya mengandung sebanyak 2,5 gram lemak jenuh dan 50 kalori lebih banyak dibandingkan daging dada ayam tanpa kulit.
Keberadaan lemak jenuh memang masih banyak diperdebatkan. Banyak ahli medis menyarankan untuk mengonsumsi terbatas lemak jenuh yang berasal dari sumber pangan hewani karena dapat menyebabkan penyakit kardiovaskular, diabetes, bahkan kematian.
Namun pendapat tersebut sempat diperdebatkan karena penggunaan pengganti lemak jenuh dinilai dapat membawa efek lain, yaitu obesitas dan penyakit jantung. Banyak para ahli menyarankan untuk meningkatkan konsumsi lemak sehat dibandingkan hanya sekadar kampanye menurunkan makanan berlemak jenuh.
Menurut data kandungan gizi yang dikeluarkan oleh Northwestern University, kandungan lemak yang terdiri dari lemak jenuh, tidak jenuh tunggal, dan tidak jenuh ganda, berbeda-beda dalam setiap hidangan makanan. Lemak jenuh yang tinggi berada dalam makanan cepat saji olahan seperti hot dog dan cheeseburger.
Sedangkan untuk dada ayam sendiri, mengandung 29 persen lemak jenuh, 34 persen lemak tidak jenuh tunggal, dan 21 persen lemak tidak jenuh ganda. Kandungan lemak jenuh di ayam masih lebih rendah dibandingkan yang berada di daging sapi, daging babi, dan kalkun.
Namun tak sedikit pula yang ogah menyantap olahan kulit ayam, dengan berbagai alasan. Kebanyakan menolak mengonsumsi lapisan terluar daging ayam ini karena kandungan lemaknya dianggap tidak sehat, terutama bagi jantung.
Tetapi menurut Amy Myrdal Miller mantan Director of Programs and Culinary Nutrition at the Culinary Institute of America, hidangan kulit ayam tidak semengerikan yang dipikirkan selama ini.
"Kulit ayam telah banyak mendapatkan penilaian buruk karena tinggi lemak. Tapi kebanyakan lemak di ayam termasuk sehat, lemak tidak jenuh dan memasak dengan kulit membuat ayam lebih lezat dan lembab, sehingga Anda tidak perlu menambahkan banyak garam atau menggunakan tepung," kata Miller dalam laman Harvard School of Public Health.
Menurut Miller, sebanyak 55 persen lemak yang ada di kulit ayam termasuk lemak tak jenuh tunggal. Dalam pengecekan laboratorium, dalam 340 gram daging dada ayam beserta kulitnya hanya mengandung sebanyak 2,5 gram lemak jenuh dan 50 kalori lebih banyak dibandingkan daging dada ayam tanpa kulit.
Keberadaan lemak jenuh memang masih banyak diperdebatkan. Banyak ahli medis menyarankan untuk mengonsumsi terbatas lemak jenuh yang berasal dari sumber pangan hewani karena dapat menyebabkan penyakit kardiovaskular, diabetes, bahkan kematian.
Namun pendapat tersebut sempat diperdebatkan karena penggunaan pengganti lemak jenuh dinilai dapat membawa efek lain, yaitu obesitas dan penyakit jantung. Banyak para ahli menyarankan untuk meningkatkan konsumsi lemak sehat dibandingkan hanya sekadar kampanye menurunkan makanan berlemak jenuh.
Menurut data kandungan gizi yang dikeluarkan oleh Northwestern University, kandungan lemak yang terdiri dari lemak jenuh, tidak jenuh tunggal, dan tidak jenuh ganda, berbeda-beda dalam setiap hidangan makanan. Lemak jenuh yang tinggi berada dalam makanan cepat saji olahan seperti hot dog dan cheeseburger.
Sedangkan untuk dada ayam sendiri, mengandung 29 persen lemak jenuh, 34 persen lemak tidak jenuh tunggal, dan 21 persen lemak tidak jenuh ganda. Kandungan lemak jenuh di ayam masih lebih rendah dibandingkan yang berada di daging sapi, daging babi, dan kalkun.
No comments:
Post a Comment