Wednesday, 13 January 2016

Pemeriksaan Panggul, Tak Nyaman Tapi Penting

Pemeriksaan Panggul, Tak Nyaman Tapi PentingIlustrasi keluhan sakit perut. (michaeljung/GettyImages)
Jakarta, CNN Indonesia -- Tanyakan para perempuan yang pernah menjalani pemeriksaan pelvis atau panggul. Jawaban mereka pasti rata-rata mengatakan pemeriksaan itu sangat tak nyaman. Bagaimana tidak. Pemeriksaan panggul berarti si perempuan harus dengan suka rela membuka bagian paling intim dari dirinya.

Saat ini disejumlah negara sudah ada beberapa ahli medis yang menyebut bahwa pemeriksaan panggul itu tidak penting. Tak heran beberapa perempuan mulai mencoret pemeriksaan panggul rutin dari rencana mereka di tahun 2016.

Namun sebagian ahli medis lain menganggap pemeriksaan ini masih penting dan dianggap aman. Termasuk mereka yang tergabung di American College of Obstetrics & Gynecology (ACOG). Meski ACOG beberapa waktu lalu mengeluarkan panduan tentang rekomendasi tak perlunya pemeriksaan panggul pula, lembaga itu pada saat yang sama juga mengatakan pentingnya pemeriksaan ini sebagai bagian dari perawatan kesehatan terbaik.

Hal yang berbeda dilontarkan Annals of Internal Medicine yang salah satu tulisannya menolak pernyataan bahwa pemeriksaan ini penting dilakukan.

Pemeriksaan panggul mengharuskan dokter atau perawat dengan menggunakan sarung tangan memasukkan jari ke vagina, selagi mereka menekan bagian bawah perut di bagian luar. Intinya  untuk melihat kesehatan organ reproduksi wanita, termasuk ukuran dan posisi organ di bagian perut.

Tak nyaman tentu saja, dan sifatnya cukup invasif. “Sementara berdasarkan penelitian tak ada data yang membuktikan pentingnya bagi perempuan yang tak memiliki gejala penyakit atau keluhan,” kata Dr. Jennifer Potter, dair Pusat Kesehatan Wanita di Beth Israel Deaconess Medical Center.  Potter adalah juga profesor di fakultas kedokteran Harvard Medical School. Dia sempat menulis jurnal berisi ketidaksetujuannya akan pemeriksaan panggul.

Potter mangatakan perempuan memang sangat dianjurkan untuk mendapatkan pemeriksaan serviks, atau Pap smears, setiap tiga atau lima tahun. Tapi pemeriksaan panggul sungguh tak berguna. Meski dokter berargumen pemeriksaan ini bisa mendeteksi munculnya kanker ovarium di stadium awal, Potter menyebut penelitian tidak banyak mendukung klaim para dokter itu.

Pemeriksaan panggul memang malah penting untuk mendeteksi munculnya tumor kandung kemih. Namun kanker jenis ini biasanya juga memunculkan gejala,  kata Potter, seperti pula sejumlah penyakit menular seksual.

Pemeriksaan panggul: masih penting.

Banyak ahli kandungan, termasuk Dr. Hope Ricciotti yang menganggap pentingnya pemeriksaan panggul. Bahkan meski pemeriksaan ini tak sepenting pemindaian kanker ovarium, Riccioti, kepala bagian obstetrik dan ginekologi di Beth Israel Deacones mengatakan hal ini bisa membantu dokter untuk memperkirakan kondisi penyakit perempuan. Fungsi lain pemeriksaan panggul menurut Ricciotti adalah:

— Bisa memberikan peringatan bahwa uterus perempuan mulai mengalami penurunan. Artinya ada otot-otot yang menahan dinding rahim berada di tempatnya mulai melemah. Sehingga rahim turun ke arah vagina. Hal ini bisa terjadi juga saat kehamilan. Jadi ini adalah masalah yang bisa menimpa perempuan muda atau tua.
— Jika organ dalam perempuan mengalami pelengketan yang merupakan tada munculnya endometriosis. Pemeriksaan ini akan menjelaskan apakah perempuan mengalami rasa nyeri saat berhubungan seksual.
— Pada wanita yang lebih muda, pemeriksaan ini bisa jadi kesempatan dokter untuk mengajari tentang tubuh mereka.

“Perempuan tak selalu tahu apa yang normal dan abnormal pada tubuhnya,” kata Riccioti. Jadi besar kemungkinan perempuan tak akan banyak mengeluh. “Perempuan bisa sangat malu menanyakan tentang hal-hal ini.”

Riccioti memang mengatakan tak yakin apakah perempuan memang membutuhkan pemeriksaan ini setiap tahun. “Kami perlu ukuran yang moderat di sini. Penelitian lebih lanjut dibutuhkan,” katanya.

Sementara sejumlah ilmuwan lain yakin pemeriksaan panggul tetap penting untuk mendeteksi kanker ovarium. Dr. John Fisch mengatakan dia pernah menemukan kasus kanker ovarium saat melakukan pemeriksaan ini. “Ini bukan pemeriksaan besar, tapi ada manfaatnya,” katanya.

“Mengatakan bahwa pemeriksaan panggul bisa membahayakan menurut saya sangat aneh,” kata Fisch, director Womancare Associates dan professor klinis di department obstetric dan ginekologis di Magee-Women’s Hospital of the University of Pittsburgh Medical Center. “Sembilan puluh persen biopsi kanker payudara tidak berbahaya. Itu tak berarti mamografi adalah tes yang buruk? Tidak. Itu adalah pemeriksaan terbaik yang kita punya. Berapa kali dokter yang mendengarkan detak jantung pasien mendengarkan sesuatu yang berbeda. Dan kita toh tetap melakukannya setiap tahun,” katanya.

Fisch mengatakan dia tak pernah diminta untuk melakukan pemeriksaan panggul atau pelvis. Dan dia tak yakin mengapa ada perempuan yang mau mendatangi ahli kandungannya tiap tahun jika tidak merasa hal itu penting.

Sementara itu Dr. Priya Batra menemukan jalan tengah untuk masalah ini. “Dalam praktek saya mengatakan pada para pasien, jika mereka tak punya gejala atau tidak sedang hamil, maka tak terlalu jelas apakah informasi dari pemeriksaan panggul rutin ada gunanya,” kata Batra, ahli kandungan dari Medical Center, University of California, Los Angeles. “Dari sudut pandang saya, memang pemeriksaan itu bisa ditawarkan, tapi tidak terlalu diperlukan. Ini adalah sesuatu yang tak bisa dipaksakan pada pasien.”

No comments:

Post a Comment