Ilustrasi diet. (Jacob Wackerhausen/Thinkstock)
Jakarta, CNN Indonesia -- Mempunyai bentuk tubuh ideal tentu menjadi dambaan setiap orang. Terlebih lagi perempuan. Berbagai diet yang bisa menurunkan berat badan dengan cepat pun menjadi pilihan, demi menyingkirkan lemak yang membuat bobot tubuh semakin bertambah.
Tapi, terkadang, diet ketat sudah dilakukan namun hasilnya mengecewakan. Entah pola dietnya begitu menyiksa hingga si pelaku diet tidak kuat melanjutkan programnya, atau karena sudah berusaha mati-matian namun tetap saja tak ada hasilnya.
Misalnya saja, melakukan diet mayo tentu akan sangat menyiksa bagi orang-orang yang terbiasa menyukai makanan dengan citarasa asin. Sebab, diet mayo tidak mengizinkan pelakunya mengonsumsi garam.
Sebuah penelitian dari Cell Metabolism, menemukan sebuah metode diet yang diklaim efektif dan tanpa 'siksaan'. Mereka juga mengklaim kalau diet ini bisa mengurangi berat badan tanpa harus mengganti makanan yang biasa dikonsumsi.
Caranya mudah, Anda hanya diminta untuk membatasai makanan yang Anda konsumsi pada jam ke 10-12 setelah itu. Dengan kata lain, jika Anda sarapan pada pukul 08.00, berhenti makan antara pukul 18.00-20.00. Jika Anda makan lebih pagi, misalnya pukul 07.00, Anda pun berhenti mengonsumsi apapun ketika pukul 17.00.
Sebelum menyimpulkan hasilnya, para peneliti telah mengamati kebiasan makan sehari-hari dari para respondennya dan menemukan kebanyakan dari mereka makan lebih dari 15 jam sehari.
Tapi, ketika mereka mulai membatasi mengonsumsi makanan menjadi 10-12 jam sehari dalam waktu 16 minggu dengan tidak mengubah pola makannya, mereka kehilangan 3,17 kilogram. Mereka juga dinilai mempunyai leih banyak energi dan bisa tidur lebih nyenyak. Yang paling membahagiakan, efeknya bisa bertahan sampai satu tahun.
Salah satu peneliti bernama Satchin Panda mengatakan beda waktu 3-5 jam dalam mengonsumsi makanan bisa menurunkan berat badan. Alasannya, ketika orang mengonsumsi makanan lebih sedikit ketika berhenti makan dalam waktu yang lebih cepat dari biasanya.
"Jika biasanya Anda mengonsumsi beberapa kue untuk memberikan Anda tenaga sepanjang malam menonton televisi, lebih baik hindari makan setelah jam 8 malam guna menurunkan berat badan,” kata Panda seperti dikutip Prevention.
Alasan lainnya, kata Panda, semakin panjang waktu 'berpuasa' di malam hari, akan mempengaruhi ritme sirkardian yang akan memperbaiki tidur Anda serta meningkatkan fungsi gen yang terlibat dalam metabolisme tubuh.
Penelitian tersebut tentunya bukan satu-satunya penelitian. Sebelumnya, telah ditemukan bahwa puasa dalam waktu singkat itu, dapat membantu orang membakar lemak dan mengubahnya menjadi energi. Gula darahnya juga terkontrol dan dapat mengurangi risiko diabetes.
Sebenarnya, diet serupa pernah populer di Indonesia. Jenis diet tersebut dikenal dengan nama OCD dan dipopulerkan oleh Deddy Corbuzier. Jenis diet ini menekankan pada aturan ‘jendela makan’, yakni hanya makan di ‘jendela’ yang ditentukan. Jendela makan pun ada tiga jenis, yakni 8 jam, 6 jam dan 4 jam, yang berganti-ganti setiap minggunya. Di luar jam tersebut, tidak boleh lagi ada makanan yang diasup. Minuman pun dibatasi hanya air putih atau minuman lain, tanpa gula.
Tapi, terkadang, diet ketat sudah dilakukan namun hasilnya mengecewakan. Entah pola dietnya begitu menyiksa hingga si pelaku diet tidak kuat melanjutkan programnya, atau karena sudah berusaha mati-matian namun tetap saja tak ada hasilnya.
Misalnya saja, melakukan diet mayo tentu akan sangat menyiksa bagi orang-orang yang terbiasa menyukai makanan dengan citarasa asin. Sebab, diet mayo tidak mengizinkan pelakunya mengonsumsi garam.
Sebuah penelitian dari Cell Metabolism, menemukan sebuah metode diet yang diklaim efektif dan tanpa 'siksaan'. Mereka juga mengklaim kalau diet ini bisa mengurangi berat badan tanpa harus mengganti makanan yang biasa dikonsumsi.
Caranya mudah, Anda hanya diminta untuk membatasai makanan yang Anda konsumsi pada jam ke 10-12 setelah itu. Dengan kata lain, jika Anda sarapan pada pukul 08.00, berhenti makan antara pukul 18.00-20.00. Jika Anda makan lebih pagi, misalnya pukul 07.00, Anda pun berhenti mengonsumsi apapun ketika pukul 17.00.
Sebelum menyimpulkan hasilnya, para peneliti telah mengamati kebiasan makan sehari-hari dari para respondennya dan menemukan kebanyakan dari mereka makan lebih dari 15 jam sehari.
Tapi, ketika mereka mulai membatasi mengonsumsi makanan menjadi 10-12 jam sehari dalam waktu 16 minggu dengan tidak mengubah pola makannya, mereka kehilangan 3,17 kilogram. Mereka juga dinilai mempunyai leih banyak energi dan bisa tidur lebih nyenyak. Yang paling membahagiakan, efeknya bisa bertahan sampai satu tahun.
Salah satu peneliti bernama Satchin Panda mengatakan beda waktu 3-5 jam dalam mengonsumsi makanan bisa menurunkan berat badan. Alasannya, ketika orang mengonsumsi makanan lebih sedikit ketika berhenti makan dalam waktu yang lebih cepat dari biasanya.
"Jika biasanya Anda mengonsumsi beberapa kue untuk memberikan Anda tenaga sepanjang malam menonton televisi, lebih baik hindari makan setelah jam 8 malam guna menurunkan berat badan,” kata Panda seperti dikutip Prevention.
Alasan lainnya, kata Panda, semakin panjang waktu 'berpuasa' di malam hari, akan mempengaruhi ritme sirkardian yang akan memperbaiki tidur Anda serta meningkatkan fungsi gen yang terlibat dalam metabolisme tubuh.
Penelitian tersebut tentunya bukan satu-satunya penelitian. Sebelumnya, telah ditemukan bahwa puasa dalam waktu singkat itu, dapat membantu orang membakar lemak dan mengubahnya menjadi energi. Gula darahnya juga terkontrol dan dapat mengurangi risiko diabetes.
Sebenarnya, diet serupa pernah populer di Indonesia. Jenis diet tersebut dikenal dengan nama OCD dan dipopulerkan oleh Deddy Corbuzier. Jenis diet ini menekankan pada aturan ‘jendela makan’, yakni hanya makan di ‘jendela’ yang ditentukan. Jendela makan pun ada tiga jenis, yakni 8 jam, 6 jam dan 4 jam, yang berganti-ganti setiap minggunya. Di luar jam tersebut, tidak boleh lagi ada makanan yang diasup. Minuman pun dibatasi hanya air putih atau minuman lain, tanpa gula.
No comments:
Post a Comment