Jakarta, CNN Indonesia -- Kebiasaan makan sehari-hari juga ternyata bisa menjadi salah satu pemicu kanker usus besar, terutama pola makan kurang sayur dan buah.
Munculnya kanker pada usus besar bisa disebabkan oleh berbagai hal. Kebiasaan makan sehari-hari juga ternyata bisa menjadi salah satu pemicunya.
Dokter ahli bedah disgestif Benny Philippi mengatakan, konsumsi lemak dengan jumlah yang banyak bisa mengakibatkan kanker usus besar. Sebab, lemak yang dikonsumsi akan memengaruhi metabolisme tubuh.
"Kalau makan lemak tinggi, mengeluarkan empedu banyak. Empedu di dalam usus besar tidak baik, itu akan berubah jadi empedu sekunder yang bisa merangsang kanker," kata Benny dalam acara ‘Cek Saat BAB Mari Deteksi Kanker Usus Besar’ yang diadakan oleh Roche Indonesia di kawasan Cikini, Jakarta, Selasa (15/12).
Tak hanya itu, kurangnya konsumsi serat atau fiber yang rendah, kata Benny, juga bisa menjadi pemicu. Jumlah serat yang terlalu sedikit, akan membuat ampas di usus besar berkurang sehingga gerakan usus tidak lancar.
Benny mencontohkan, hal ini terjadi ketika telalu banyak makan daging. Buang air besar (BAB) akan sulit dan terasa lengket.
Konsumsi kalori yang tinggi juga tidak baik. Benny menjelaskan kalori itu akan diubah menjadi lemak oleh tubuh yang pada akhirnya membuat seseorang kelebihan lemak.
Menurut Benny, tidak heran jika kanker usus besar banyak menyerang orang-orang di negara maju seperti Amerika Serikat, Jepang, dan Singapura. Karena pola hidup masyarakat di sana lebih suka mengonsumsi daging. Sementara sayuran jarang dimasukkan ke dalam menu sehari-hari.
Belum lagi kemajuan teknologi yang sudah diadaptasi negara maju, juga turut memberi dampak negatif. Mulai beredarnya serat sintetis yang diklaim bisa menggantikan serat alami, menurut Benny, tidaklah tepat.
Dibandingkan serat dari sayuran, serat sintetis jelas tidak baik, kata Benny. Bentuknya yang hanya berupa bubuk tidak akan memberikan efek yang sama seperti serat alami.
"Di Eropa karena makannya lebih banyak ke roti, di roti itu diselipkan biji-bijian yang menjadi bahan serat dalam pencernaan. Tapi tidak dianjurkan membeli bahan-bahan sintetis yang dikatakan sebagai pengganti serat," ujar Benny.
Tapi, di luar hal itu tidak berarti negara berkembang tidak memiliki angka kanker usus besar tinggi. Jumlahnya cukup banyak meski tak sebanyak negara maju.
Di masyarakat yang mengalami ekonomi sulit, kemungkinan kanker usus besar bisa terjadi akibat penggunaan minyak yang dipakai berkali-kali. Mahalnya harga minyak bagi mereka memungkinkan kondisi ini terjadi.
"Kalau dia makannya bahan yang digoreng dengan minyak yang sudah lama, sudah cokelat, ada epidemologis kanker usus besar, sebab itu mengandung lemak jahat," kata Benny.
Penyebab Lain
Selain gaya hidup, terutama konsumsi makanan yang tidak seimbang, kanker usus besar juga bisa diakibatkan oleh kondisi lainnya. Munculnya polip pada usus menjadi salah satu faktor utamanya.
Polip merupakan tumor yang bersifat non kanker dan jinak. Tapi, pada kondisi tertentu polip bisa berubah menjadi ganas sehingga menyebabkan kanker.
Ketika polip menjadi kanker, sel tersebut akan berangsur tumbuh di dalam dinding usus besar dan membentuk pembuluh atau plasma darah. Saat hal itu terjadi, sel kanker dapat menyebar ke organ yang lain, seperti hati.
Selain polip, peradangan pada usus juga bisa menjadi pemicu. Radang menyebabkan sel-sek yang melapisi dinding usus mengelupas hingga terjadi luka yang bisa mengeluarkan darah, lendir, atau nanah.
Benny menambahkan, riwayat menderita kanker lain juga bisa menyebabkan seseorang terkena kanker usus besar. Beberapa kanker yang bisa memicu kanker usus besar adalah kanker payudara, kanker uterus, kanker ovarium, kanker thyroid, dan jaringan lunak lainnya. Hal tersebut disebabkan telah terjadi perubahan sifat sel pada tubuh akibat adanya kanker lain.
"Radiasi perut bagian bawah juga bisa, sehingga sel sehat yang lain menjadi ganas," kata Benny.
Munculnya kanker pada usus besar bisa disebabkan oleh berbagai hal. Kebiasaan makan sehari-hari juga ternyata bisa menjadi salah satu pemicunya.
Dokter ahli bedah disgestif Benny Philippi mengatakan, konsumsi lemak dengan jumlah yang banyak bisa mengakibatkan kanker usus besar. Sebab, lemak yang dikonsumsi akan memengaruhi metabolisme tubuh.
"Kalau makan lemak tinggi, mengeluarkan empedu banyak. Empedu di dalam usus besar tidak baik, itu akan berubah jadi empedu sekunder yang bisa merangsang kanker," kata Benny dalam acara ‘Cek Saat BAB Mari Deteksi Kanker Usus Besar’ yang diadakan oleh Roche Indonesia di kawasan Cikini, Jakarta, Selasa (15/12).
Tak hanya itu, kurangnya konsumsi serat atau fiber yang rendah, kata Benny, juga bisa menjadi pemicu. Jumlah serat yang terlalu sedikit, akan membuat ampas di usus besar berkurang sehingga gerakan usus tidak lancar.
Benny mencontohkan, hal ini terjadi ketika telalu banyak makan daging. Buang air besar (BAB) akan sulit dan terasa lengket.
Konsumsi kalori yang tinggi juga tidak baik. Benny menjelaskan kalori itu akan diubah menjadi lemak oleh tubuh yang pada akhirnya membuat seseorang kelebihan lemak.
Menurut Benny, tidak heran jika kanker usus besar banyak menyerang orang-orang di negara maju seperti Amerika Serikat, Jepang, dan Singapura. Karena pola hidup masyarakat di sana lebih suka mengonsumsi daging. Sementara sayuran jarang dimasukkan ke dalam menu sehari-hari.
Belum lagi kemajuan teknologi yang sudah diadaptasi negara maju, juga turut memberi dampak negatif. Mulai beredarnya serat sintetis yang diklaim bisa menggantikan serat alami, menurut Benny, tidaklah tepat.
Dibandingkan serat dari sayuran, serat sintetis jelas tidak baik, kata Benny. Bentuknya yang hanya berupa bubuk tidak akan memberikan efek yang sama seperti serat alami.
"Di Eropa karena makannya lebih banyak ke roti, di roti itu diselipkan biji-bijian yang menjadi bahan serat dalam pencernaan. Tapi tidak dianjurkan membeli bahan-bahan sintetis yang dikatakan sebagai pengganti serat," ujar Benny.
Tapi, di luar hal itu tidak berarti negara berkembang tidak memiliki angka kanker usus besar tinggi. Jumlahnya cukup banyak meski tak sebanyak negara maju.
Di masyarakat yang mengalami ekonomi sulit, kemungkinan kanker usus besar bisa terjadi akibat penggunaan minyak yang dipakai berkali-kali. Mahalnya harga minyak bagi mereka memungkinkan kondisi ini terjadi.
"Kalau dia makannya bahan yang digoreng dengan minyak yang sudah lama, sudah cokelat, ada epidemologis kanker usus besar, sebab itu mengandung lemak jahat," kata Benny.
Penyebab Lain
Selain gaya hidup, terutama konsumsi makanan yang tidak seimbang, kanker usus besar juga bisa diakibatkan oleh kondisi lainnya. Munculnya polip pada usus menjadi salah satu faktor utamanya.
Polip merupakan tumor yang bersifat non kanker dan jinak. Tapi, pada kondisi tertentu polip bisa berubah menjadi ganas sehingga menyebabkan kanker.
Ketika polip menjadi kanker, sel tersebut akan berangsur tumbuh di dalam dinding usus besar dan membentuk pembuluh atau plasma darah. Saat hal itu terjadi, sel kanker dapat menyebar ke organ yang lain, seperti hati.
Selain polip, peradangan pada usus juga bisa menjadi pemicu. Radang menyebabkan sel-sek yang melapisi dinding usus mengelupas hingga terjadi luka yang bisa mengeluarkan darah, lendir, atau nanah.
Benny menambahkan, riwayat menderita kanker lain juga bisa menyebabkan seseorang terkena kanker usus besar. Beberapa kanker yang bisa memicu kanker usus besar adalah kanker payudara, kanker uterus, kanker ovarium, kanker thyroid, dan jaringan lunak lainnya. Hal tersebut disebabkan telah terjadi perubahan sifat sel pada tubuh akibat adanya kanker lain.
"Radiasi perut bagian bawah juga bisa, sehingga sel sehat yang lain menjadi ganas," kata Benny.
No comments:
Post a Comment