Jakarta, CNN Indonesia -- Gejala-gejala serangan jantung yang berpotensi menyelamatkan jiwa, kerap diabaikan selama berjam-jam, berhari-hari, bahkan berminggu-minggu sebelum seseorang terkena serangan, berdasarkan sebuah studi.
Dilaporkan oleh Independent, serangan jantung terjadi ketika kelainan irama jantung dan tiba-tiba berhenti berdetak. Meski demikian, hanya beberapa pasien dapat bertahan hidup dari gangguan tersebut. Sehingga, sulit menentukan apakah orang-orang yang mengalaminya juga memiliki gejala yang sama.
Para peneliti di Institut Jantung Cedars-Sinai di Los Angeles percaya bahwa sebetulnya tanda tanda peringatan telah ada, tapi diabaikan oleh pasien. Para peneliti menilai catatan medis dari hampir 1.100 orang berusia antara 35 dan 65 yang mengalami serangan jantung.
Mereka juga melakukan wawancara dengan orang-orang yang menyaksikan serangan jantung, termasuk teman-teman dan keluarga pasien. Mereka menemukan, setengah dari pasien paruh baya melaporkan mengalami nyeri dada atau sesak napas di bulan yang sama sebelum serangan jantung terjadi.
Banyak di antara mereka mengalami gejala dalam kurun waktu 24 jam sebelum serangan. Sementara, beberapa menyadari adanya perbedaan dalam kondisi mereka sekitar satu minggu, yang lainnya satu bulan sebelum serangan jantung.
Nyeri di dada adalah gejala serangan jantung yang umum terjadi pada pria. Pada perempuan, gejalanya adalah sesak napas. Gejala lainnya termasuk pingsan dan jantung berdebar. “Saat panggilan gawat darurat dilakukan, sebanyak 90 persen orang sudah terlambat melakukannya,” kata Sumeet Chugh dari Institut Jantung Cedars-Sinai di Los Angeles, yang memimpin studi.
Clifton Callaway, spesialis dalam pengobatan darurat di Universitas Pittsburgh memuji temuan tersebut. Dia berharap, publik tidak melewatkan tanda-tanda serangan jantung yang hadir. “Nyeri di dada, sesak napas, itu adalah gejala di mana Anda harus segera menuju ke unit gawat darurat dan diperiksa,” kata Callaway, yang memimpin Asosiasi Jantung Amerika
Dilaporkan oleh Independent, serangan jantung terjadi ketika kelainan irama jantung dan tiba-tiba berhenti berdetak. Meski demikian, hanya beberapa pasien dapat bertahan hidup dari gangguan tersebut. Sehingga, sulit menentukan apakah orang-orang yang mengalaminya juga memiliki gejala yang sama.
Para peneliti di Institut Jantung Cedars-Sinai di Los Angeles percaya bahwa sebetulnya tanda tanda peringatan telah ada, tapi diabaikan oleh pasien. Para peneliti menilai catatan medis dari hampir 1.100 orang berusia antara 35 dan 65 yang mengalami serangan jantung.
Mereka juga melakukan wawancara dengan orang-orang yang menyaksikan serangan jantung, termasuk teman-teman dan keluarga pasien. Mereka menemukan, setengah dari pasien paruh baya melaporkan mengalami nyeri dada atau sesak napas di bulan yang sama sebelum serangan jantung terjadi.
Banyak di antara mereka mengalami gejala dalam kurun waktu 24 jam sebelum serangan. Sementara, beberapa menyadari adanya perbedaan dalam kondisi mereka sekitar satu minggu, yang lainnya satu bulan sebelum serangan jantung.
Nyeri di dada adalah gejala serangan jantung yang umum terjadi pada pria. Pada perempuan, gejalanya adalah sesak napas. Gejala lainnya termasuk pingsan dan jantung berdebar. “Saat panggilan gawat darurat dilakukan, sebanyak 90 persen orang sudah terlambat melakukannya,” kata Sumeet Chugh dari Institut Jantung Cedars-Sinai di Los Angeles, yang memimpin studi.
Clifton Callaway, spesialis dalam pengobatan darurat di Universitas Pittsburgh memuji temuan tersebut. Dia berharap, publik tidak melewatkan tanda-tanda serangan jantung yang hadir. “Nyeri di dada, sesak napas, itu adalah gejala di mana Anda harus segera menuju ke unit gawat darurat dan diperiksa,” kata Callaway, yang memimpin Asosiasi Jantung Amerika
No comments:
Post a Comment