Tuesday, 16 February 2016

Zeppole, Soes Khas Hari Santo Yusuf di Italia

Zeppole, Soes Khas Hari Santo Yusuf di ItaliaZeppola karya Chef Sapto, Selasa (16/2), yang akan disajikan pada Zeppole Week di Hotel Faimont Senayan pada 22-29 Februari nanti.
Jakarta, CNN Indonesia -- Anda pasti sudah tak asing dengan kue soes, sus, atau choux. Meski kudapan ini bukanlah asli Indonesia, namun dalam perkembangannya kue ini dimodifikasi dengan gaya Indonesia.

Kudapan ini banyak tersedia di pasar tradisional ataupun toko kue. Soes bukan hanya populer di Indonesia atau di negara asalnya saja, Prancis. Salah satu jenis pastry ini juga banyak diadaptasi menjadi makanan khas Italia dan dikenal dengan nama zeppole.

"Zeppole ibarat kata adalah 'donatnya' Italia. Namun adonannya mirip adonan soes. Bedanya, zeppole dibuat tanpa pengembang atau ragi," kata Sapto Wibowo, executive chef Sapori Deli Restaurant Hotel Fairmont kepada CNNIndonesia.com, Selasa (16/2).

Di Italia sendiri, zeppole memiliki beberapa nama lain seperti Bigne di San Giuseppe yang terkenal di Roma, St. Joseph's cake, dan sfinge.

Kue ini merupakan sajian khas yang disantap saat perayaan Saint Joseph's Day. Salah satu perayaan dalam agama Katolik ini jatuh tiap tanggal 19 Maret.

St. Joseph's Day adalah sebuah perayaan untuk mengingat Santo Yusuf, suami Bunda Maria dan ayah Yesus. Beberapa negara Katolik lain seperti Spanyol, Portugal, dan Italia, hari memperingati hari tersebut sebagai Hari Ayah.

Pada perayaan St. Joseph's Day, zeppole dihidangkan sebagai makanan umum seperti makanan khas pada perayaan agama, sehingga banyak dijual di pinggir jalan. Zeppole juga menjadi pilihan kado untuk orang terdekat di hari tersebut.

Tak sulit untuk membuat zeppole. Adonan zeppole hanya terbuat dari tepung terigu, keju, gula, baking powder, telur, keju ricotta, dan vanilla. Bahan-bahan tersebut kemudian dicampur hingga membentuk adonan. Adonannya kemudian dibentuk bulat untuk digoreng di minyak panas hingga kecoklatan.

Adonan digoreng dalam minyak bersuhu 190 derajat. Setelah matang digoreng, kue ini didinginkan sesaat untuk memudahkan pengisian.

'Donut' ini berdiameter sekitar 10 sentimeter dan berisi krim seperti pada soes. Di negara asalnya, zeppole diisi dengan puding, krim cannoli, atau campuran mentega dan madu. Di bagian atasnya, zeppole diberi taburan gula halus atau potongan buah berry, strawberry atau jeruk.

Bentuk Lain dari Zeppola

Jika biasanya zeppole hanya dinikmati di hari tertentu di Italia, tak demikian dengan di Indonesia. Sapori Deli di Fairmont Hotel, Senayan adalah salah satu cake shop yang menyediakan zeppole dari tanggal 22-29 Februari 2016.

Di sini, zeppole tampil agak sedikit berbeda dari aslinya. Sedikit berinovasi, chef Sapto menghadirkan zappole yang lebih cantik. Tak cuma sekadar diberi tambahan taburan gula atau irisan buah, zeppole 'diinfuse' dengan 12 macam rasa yang berbeda.

Ada 12 rasanya yaitu Strawberry Shortcake, Birthday Cake, Tiramisu, Chocolate Balinese, Peanut, Nutella, Lemon Soda Pop, Dulche de Leche, Black Forest, Matcha, Earl Grey, serta Red Velvet.

Zeppole buatannya juga terlihat lebih renyah. Pasalnya, chef Sapto menambahkan crumb topping di atasnya. Penambahan crumb topping ini mirip dengan proses pembuatan roti modern. Crumb ini akan membuat lapisan teratas roti menjadi lebih renyah dan bertekstur ketika digigit.

Zeppole versi Sapori Deli juga diklaim lebih sehat. Pasalnya, Chef Sapto mengubah proses memasak zeppole. Zeppole yang aslinya digoreng dalam minyak panas, menjadi dipanggang. Setelah dipanggang, zeppole diistirahatkan 15 menit agar hasil pangganggannya tetap cantik.

"Saya pilih memanggang karena rasa hasilnya sama saja antara digoreng dan dipanggang. Kalau dipanggang jadi lebih bagus dan lebih sehat. Kalau digoreng bentuknya jadi tidak standar serta tidak menarik. Soes juga kalau digoreng tidak terlalu menarik hasilnya," kata Chef Sapto.

No comments:

Post a Comment