Monday, 8 February 2016

Sate Padang Rebut Hati Calon Wisatawan Spanyol

Sate Padang Rebut Hati Calon Wisatawan SpanyolSate Padang (Dok. Burhan Abe)
Madrid, CNN Indonesia -- “Makan Sate Padang yuuk… Asli dan cuma sehari, loh!”

Bunyi di selebaran itu sangat menggoda. Tidak hanya bagi orang Indonesia yang berada di Madrid, Spanyol, tapi juga orang asing – melalui selebaran berbahasa Inggris tentu –, yang ingin merasakan makanan Indonesia.

Alhasil, acara brunch yang diselenggararakan di El Jardin, Hotel InterContinental, Madrid, Spanyol, pada Minggu 24 Januari 2016, pukul 13.30 – 16.30 waktu setempat, membludak. Kursi yang dijual dengan harga 67 Euro (Rp1 juta) per orang itu habis terjual.

Langkah ini adalah salah satu dari kegiatan promosi warisan budaya kuliner tradisional Indonesia yang diselenggarakan KBRI di Madrid.

Sate Padang hanyalah satu dari sekian banyak menu makanan Padang yang diboyong ke Spanyol selain rendang, ikan kuah kuning dan lainnya.

“Kami ingin lebih banyak orang mengenal makanan Indonesia, dan kali ini Padang,” ujar Duta Besar RI di Madrid, Yuli Mumpuni Widarso.

Di atas meja, menu yang tersaji bukan hanya menu Indonesia, tapi juga ada menu lainnya termasuk menu western. Hal ini ternyata tak melunturkan pesona makanan Indonesia di mata tamu penting kenegaraan dan juga tamu umum yang datang.

Makanan Indonesia termasuk makanan yang jadi favorit. ”Mereka kebanyakan ingin mencoba hal-hal baru, dan masakan Padang cukup bisa diterima," kata kata Marco Lim, salah seorang chef di perjamuan ini.

Meski berskala internasional namun makanan yang disajikan terlihat otentik. Potongan daging sapi yang dibumbui dan ditusuk dengan tusuk sate dari bambu. Sedikit berbeda, sate padang ini memiliki ukuran yang lebih besar dibanding ukuran biasa. Setelah dibakar, sate ini ditaburi bawang goreng di atasnya.

Untuk acara ini, sate padang disajikan dengan bumbu kuah kental berwarna kuning yang berbeda. Beberapa bumbu yang dipakai untuk membuat bumbu saus ini antara lain, cabai merah, bawang merah, bawang putih, jintan, kunyit, dan ketumbar.

Saat akan disajikan para tamu bisa mengambil sendiri sate dan menambahkan kuah sausnya sesuai keinginan mereka.

Meski terlihat mirip dengan aslinya, namun ternyata rasanya satenya sedikit berbeda. Apalagi kalau bukan soal level kepedasannya. Rasa bumbu sate padang yang disajikan di Madrid terasa tak terlalu pedas dibanding rasa aslinya di Jakarta.

"Soal kepedasan, memang kami kurangi levelnya, juga ada beberapa makanan yang bumbunya kami pisah,” kata Marco.

Dok. Burhan Abe
Ambisi tingkatkan kunjungan wisata

Perkenalan makanan Indonesia ke tingkat dunia ini bukanlah tanpa alasan. Promosi kuliner ini secara tak langsung menunjukkan ragam dan kekayaan budaya dan kuliner Indonesia di dunia.

”Ini akan memberikan pengaruh positif atas citra Indonesia dan memupuk kedekatan budaya Indonesia terhadap setiap elemen masyarakat setempat serta berpengaruh kongkret pada hubungan kerjasama bilateral RI-Spanyol dari saat kini hingga di masa mendatang,” jelas Yuli Mumpuni.

Misi ini juga sejalan dengan misi Kementerian Pariwisata Indonesia untuk meningkatkan pariwisata Indonesia. Yuli mengatakan promosi investasi pariwisata untuk mendukung kebijakan pengembangan industri pariwisata Indonesia menjadi tuan rumah bagi 20 juta wisatawan asing yang berkunjung ke Indonesia, sebagaimana ditargetkan Pemerintah Indonesia.

Di Madrid juga diadakan sebuah ajang wisata FITUR 2019. Kementerian Pariwisata juga berpartisipasi dalam FITUR 2016. Kementerian Pariwisata bersama dengan 11 praktisi pariwisata dari tanah air akan mengenalkan destinasi pariwisata dan atraksi kepada pengunjung yang datang dari berbagai negara di Eropa.

Branding Wonderful Indonesia yang menjadi tagline diharapkan mampu menggali lebih jauh kekayaan alam nusantara, seni dan kerajinan unik, musik, bermacam jenis kuliner nusantara, destinasi wisata dan yang terpenting ialah keramahtamahan dari masyarakat dengan beraneka

“Kami memiliki rencana besar untuk industri pariwisata Indonesia. Sepanjang tahun 2016 ini, sektor pariwisata diharapkan menarik 12 juta turis mancanegara, yang diperkirakan akan membawa pemasukan devisa sebesar lebih dari US$ 12,7 miliar untuk Negara. Kami juga menargetkan untuk peningkatan jumlah kunjungan turis
mancanegara 20 juta di akhir tahun 2019,” demikian Menteri Pariwisata Arief Yahya.

Kementerian Pariwisata mengantisipasi lonjakan pertumbuhan wisatawan yang mengunjungi Indonesia dari angka 9,5 juta kunjungan di 2014 menjadi 20 juta kunjungan untuk 5 tahun kedepan. Sebagai percepatan capaian dari hasil yang dicita-citakan ini, pemerintah Indonesia telah memberikan fasilitas bebas visa kunjungan sampai tahun 2015 menjadi 90 negara termasuk Negara Spanyol.

Data wisatawan dari Negara Spanyol ke Indonesia, tercatat tahun 2011 sebanyak 30.131, tahun 2012 sebanyak 33.502, tahun 2013 sebanyak 38.516 dan tahun 2014 sebanyak 46.669.

Di tahun 2016 ini, dengan adanya perkenalan rasa makanan asli Indonesia dan juga kemenangan Indonesia di beberapa ajang wisata internasional diharapkan bisa meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan internasional.

No comments:

Post a Comment