Jakarta, CNN Indonesia -- Untuk pertama kalinya pemerintah Kolombia secara resmi menghubungkan virus Zika dengan kondisi sindrom langka yang memicu kelumpuhan otot, Guillain-Barre.
Hal tersebut berkaitan dengan kematian tiga warga negara Kolombia yang positif mengidap virus Zika dan juga mengalami gejala kelumpuhan otot.
Pengumuman resmi tersebut dikeluarkan pada Jumat (5/2) waktu setempat.
“Ada keterkaitan antara Zika, Guillain-Barre dan kematian tiga warga Kolombia, satu orang di San Andreas dan dua lainnya di Turbo, Antioquia,” kata Menteri Kesehatan Kolombia Alejandro Gaviria, seperti dikutip Independent.
Melansir Reuters, ketiga pasien yang meninggal minggu lalu tersebut, dirawat di sebuah klinik di Medellin.
Menegaskan pernyataan Gaviria, Kepala Institusi Kesehatan Nasional Kolombia Martha Lucia Ospina menyebut ketiga pasien tersebut positif mengalami gejala Guillain-Barre sebelum tutup usia.
“Kami telah mengonfirmasi dan mengatribusikan ketiga kematian tersebut dengan Zika,” ujar Ospina.
Guillain-Barre merupakan sindrom langka dimana sistem imunitas tubuh menyerang sistem saraf. Biasanya tidak fatal, namun bisa menyebabkan kelemahan dan kelumpuhan otot.
Kasus Guillain-Barre meningkat bersamaan dengan epidemi Zika. hal tersebut langsung menimbulkan kecurigaan akan adanya komplikasi Zika yang memicu timbulnya gejala Guillain-Barre.
Selain itu, Zika juga dikaitkan dengan kasus mikrosefalus atau gangguan perkembangan otak janin yang menyebabkan bayi lahir dengan lingkar kepala lebih kecil dibanding normal.
Meskipun demikian, peneliti belum mendapat bukti signifikan bahwa Zika menyebabkan kedua penyakit tersebut.
Saat ini, pemerintah Kolombia tengah menginvestigasi enam kematian lain yang terkait dengan Zika.
“Banyak kasus kematian lain yang bisa jadi terkait dengan Zika,” tutur Ospina. “Dunia baru menyadari bahwa Zika bisa jadi membahayakan. Angka kematiannya tidak tinggi, tapi virus ini bisa mematikan.”
Selain Kolombia, Brasil, Venezuela dan Polinesia Prancis sudah menghubungkan Zika dengan Guillain-Barre.
Pekan lalu, otoritas Venezuela melaporkan 255 kasus Guillain-Barre yang bisa jadi terkait dengan Zika. Brasil pun melaporkan peningkatan kasus Guillain-Barre semenjak wabah merebak.
Awal bulan ini, untuk pertama kalinya, peneliti Brasil mendeteksi adanya virus Zika di sampel urin dan air ludah. Meskipun begitu, belum ada pernyataan resmi bahwa Zika bisa ditularkan melalui cairan tubuh.
Hal tersebut berkaitan dengan kematian tiga warga negara Kolombia yang positif mengidap virus Zika dan juga mengalami gejala kelumpuhan otot.
Pengumuman resmi tersebut dikeluarkan pada Jumat (5/2) waktu setempat.
“Ada keterkaitan antara Zika, Guillain-Barre dan kematian tiga warga Kolombia, satu orang di San Andreas dan dua lainnya di Turbo, Antioquia,” kata Menteri Kesehatan Kolombia Alejandro Gaviria, seperti dikutip Independent.
Melansir Reuters, ketiga pasien yang meninggal minggu lalu tersebut, dirawat di sebuah klinik di Medellin.
Menegaskan pernyataan Gaviria, Kepala Institusi Kesehatan Nasional Kolombia Martha Lucia Ospina menyebut ketiga pasien tersebut positif mengalami gejala Guillain-Barre sebelum tutup usia.
“Kami telah mengonfirmasi dan mengatribusikan ketiga kematian tersebut dengan Zika,” ujar Ospina.
Guillain-Barre merupakan sindrom langka dimana sistem imunitas tubuh menyerang sistem saraf. Biasanya tidak fatal, namun bisa menyebabkan kelemahan dan kelumpuhan otot.
Kasus Guillain-Barre meningkat bersamaan dengan epidemi Zika. hal tersebut langsung menimbulkan kecurigaan akan adanya komplikasi Zika yang memicu timbulnya gejala Guillain-Barre.
Selain itu, Zika juga dikaitkan dengan kasus mikrosefalus atau gangguan perkembangan otak janin yang menyebabkan bayi lahir dengan lingkar kepala lebih kecil dibanding normal.
Meskipun demikian, peneliti belum mendapat bukti signifikan bahwa Zika menyebabkan kedua penyakit tersebut.
Saat ini, pemerintah Kolombia tengah menginvestigasi enam kematian lain yang terkait dengan Zika.
“Banyak kasus kematian lain yang bisa jadi terkait dengan Zika,” tutur Ospina. “Dunia baru menyadari bahwa Zika bisa jadi membahayakan. Angka kematiannya tidak tinggi, tapi virus ini bisa mematikan.”
Selain Kolombia, Brasil, Venezuela dan Polinesia Prancis sudah menghubungkan Zika dengan Guillain-Barre.
Pekan lalu, otoritas Venezuela melaporkan 255 kasus Guillain-Barre yang bisa jadi terkait dengan Zika. Brasil pun melaporkan peningkatan kasus Guillain-Barre semenjak wabah merebak.
Awal bulan ini, untuk pertama kalinya, peneliti Brasil mendeteksi adanya virus Zika di sampel urin dan air ludah. Meskipun begitu, belum ada pernyataan resmi bahwa Zika bisa ditularkan melalui cairan tubuh.
No comments:
Post a Comment