Monday, 8 February 2016

Menkes Sebut DBD Lebih Berbahaya Dibanding Zika

Menkes Sebut DBD Lebih Berbahaya Dibanding ZikaMenteri Kesehatan Nila Moeloek. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Virus zika yang mewabah di benua Amerika memicu kekhawatiran di berbagai negara, termasuk Indonesia. Alasannya, vektor virus zika adalah nyamuk Aedes aegypti yang juga banyak terdapat di Indonesia, dan merupakan vektor demam berdarah dengue.

Baru-baru ini, Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan virus zika sebagai darurat kesehatan internasional.

Menanggapi pernyataan tersebut, Menteri Kesehatan Nila F Moeloek mengatakan Indonesia tidak perlu panik virus zika akan menjadi wabah. Alasannya karena zika jauh lebih ringan dibandingkan demam berdarah dengue (DBD) yang kerap menyerang Indonesia.

“Indonesia lebih darurat demam berdarah, yang kasusnya di Indonesia banyak menyebabkan kematian,” kata Nila di Istana Negara, usai rapat terbatas zika bersama Presiden Joko Widodo, Rabu (3/2).

Data dari Kementerian Kesehatan menyebutkan sebanyak 511 kabupaten/kota di Indonesia berpotensi menjadi tempat berkembangnya demam berdarah. Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Mohamad Subuh mengatakan hal ini berarti tidak ada satu pun daerah Indonesia yang bebas terhadap endemisitas demam berdarah. Jakarta, sebagai ibukota negara pun ada di dalamnya.

Indonesia Rentan Zika

Meskipun begitu, Nila menyebut, Indonesia pada dasarnya rentan terhadap infeksi virus zika. Sebelumnya, kasus zika juga sudah pernah ditemukan di Indonesia.

Berdasarkan data dari Balai Besar Litbang Vektor dan Reservoir Penyakit (B2P2VRP) Kementerian Kesehatan RI, virus zika sudah bersirkulasi di Indonesia sejak 1977. Namun, sampai saat ini, Indonesia belum melaporkan adanya virus zika yang menjangkit.

Nila melanjutkan, ada beberapa daerah sempat terdeteksi adanya virus zika. Daerah tersebut antara lain Klaten di Jawa Tengah dan Nusa Tenggara Barat.

Tahun lalu, tim peneliti dari Eijkman Institute juga telah menemukan kasus zika di Jambi. Mereka melaporkan telah menemukan 103 kasus yang mirip dengan infeksi virus dengue di Jambi, namun ketika diperiksa hasilnya negatif dengue.

Salah satu pasiennya adalah seorang laki-laki berumur 27 tahun. Ia dilarikan ke rumah sakit setelah dua hari mengalami gejala demam tinggi, sakit kepala, nyeri sendi pada lutut dan siku, nyeri otot, dan lesu. Setelah menjalani perawatan di rumah sakit selama dua hari, pasien tersebut pun akhirnya sembuh.

"Setelah demam, sembuh sendiri penyakitnya," ujar Nila.

Upaya Pencegahan

Disisi lain, untuk mencegah terjadinya wabah, Menteri Nila mengimbau masyarakat sering melakukan langkah antisipasi. Langkah tersebut, seperti di antaranya, menguras, mengubur dan menutup tempat-tempat yang terkena genangan air.

"Pemerintah minta betul masyarakat menjadi juru nyamuk atau jumantik. Satu rumah satu jumantik," ujar Nila.                   

No comments:

Post a Comment