Jakarta, CNN Indonesia -- Satu lagi studi yang memastikan bahwa kopi baik bagi kesehatan. Temuan ini berkebalikan dengan bukti sebelumnya bahwa kafein dapat menyebabkan palpitasi atau jantung berdebar-debar, yang bermuara pada gagal jantung, stroke, bahkan kematian. Demikian hasil penelitian baru di Jurnal Asosiasi Jantung Amerika.
NBC News melaporkan, peneliti mensurvei 1.388 orang yang rata-rata berusia 72 tahun, tentang konsumsi kafein mereka. Hasilnya, 61 persen partisipan mengatakan mereka mengonsumsi kopi, teh, dan cokelat setiap hari. Peneliti tidak menanyakan konsumsi minuman berenergi.
Setelah memeriksa ventrikel prematur dan kontraksi atrium jantung, ilmuwan menyimpulkan tak adanya hubungan antara konsumsi kafein dan jantung berdebar-debar atau pola detak yang tak teratur, meski di antara mereka yang mengonsumsi sejumlah besar kafein setiap hari.
Asosiasi Jantung Amerika (AHA) menyarankan pasien dengan detak jantung ekstra agar menghindari kafein karena dapat memperparah masalah, seperti dilaporkan CBS San Francisco.
Namun “kita tidak perlu mengurangi konsumsi cokelat, kopi, dan teh, yang bisa jadi punya manfaat untuk jantung,” ujar penulis. Dia juga menyebut asupan kafein yang direkomendasikan dokter “harus dipertimbangkan ulang.”
Seakan meyakinkan dokter untuk memeriksa ulang, para peneliti juga mencatat konsumsi kopi secara teratur berkaitan dengan rendahnya risiko diabetes tipe 2, obesitas, depresi, penyakit arteri koroner, dan kematian.
Karena “ini pertama kalinya sampel berbasis komunitas melihat akibat kafein pada detak jantung ekstra,” ujar penulis, maka studi lebih lanjut tetap diperlukan.
NBC News melaporkan, peneliti mensurvei 1.388 orang yang rata-rata berusia 72 tahun, tentang konsumsi kafein mereka. Hasilnya, 61 persen partisipan mengatakan mereka mengonsumsi kopi, teh, dan cokelat setiap hari. Peneliti tidak menanyakan konsumsi minuman berenergi.
Setelah memeriksa ventrikel prematur dan kontraksi atrium jantung, ilmuwan menyimpulkan tak adanya hubungan antara konsumsi kafein dan jantung berdebar-debar atau pola detak yang tak teratur, meski di antara mereka yang mengonsumsi sejumlah besar kafein setiap hari.
Asosiasi Jantung Amerika (AHA) menyarankan pasien dengan detak jantung ekstra agar menghindari kafein karena dapat memperparah masalah, seperti dilaporkan CBS San Francisco.
Namun “kita tidak perlu mengurangi konsumsi cokelat, kopi, dan teh, yang bisa jadi punya manfaat untuk jantung,” ujar penulis. Dia juga menyebut asupan kafein yang direkomendasikan dokter “harus dipertimbangkan ulang.”
Seakan meyakinkan dokter untuk memeriksa ulang, para peneliti juga mencatat konsumsi kopi secara teratur berkaitan dengan rendahnya risiko diabetes tipe 2, obesitas, depresi, penyakit arteri koroner, dan kematian.
Karena “ini pertama kalinya sampel berbasis komunitas melihat akibat kafein pada detak jantung ekstra,” ujar penulis, maka studi lebih lanjut tetap diperlukan.
No comments:
Post a Comment