Jakarta, CNN Indonesia -- Mempunyai nama yang unik dan langka tidak hanya membuat seseorang mudah diingat. Kadang nama unik justru membuat seseorang menjadi sasaran verbal bullying atau olok-olokan.
Giring Ganesha, vokalis band Nidji, pun pernah mengalaminya. Waktu kecil, Giring pernah diolok-olok oleh teman-temannya karena nama yang tidak biasa juga penampilannya yang unik.
"Waktu saya kecil tidak ada lagi yang namanya Giring kan, plus rambut keriting dan kurus. Pas keluar rumah, sudah otomatis teman-teman manggil giring bola, giring bola," kata Giring saat ditemui di kawasan Senayan, Jakarta, Rabu (13/2).
Merasa namanya diejek, Giring pun mempertanyakan hal itu kepada ayahnya. Ia mengeluh kenapa ayahnya memberikan nama seperti itu sehingga dirinya selalu diejek oleh teman-temannya.
Namun, ternyata ayah Giring memberikan jawaban yang cukup menenangkan hati Giring. Pemberian nama Giring tidak dilakukan sembarangan, tapi penuh pertimbangan dan arti.
"Giring itu dari nama Ki Ageng Giring, salah satu orang yang membawa Islam ke Indonesia," ujar Giring menirukan ucapan ayahnya kala itu.
Sementara nama Ganesha didapatnya karena pada saat itu ayah Giring sedang berada di Lampung, di tempat penangkaran gajah. Mulanya nama Gajah yang ingin dipilih, tapi setelah dipertimbangkan, ayahnya memilih nama Ganesha, dewa yang berwujud seperti gajah.
Ganesha dipilih karena merupakan simbol dari pengetahuan dan kecerdasan serta kebijaksanaan. "Nama kamu itu unik. Biar nanti kami jadi orang hebat dan pintar karena sesuai dengan nama kamu."
Nasib yang hampir sama juga pernah dialami Tulus. Meski nama Tulus tergolong unik, tapi namanya tak diejek seperti Giring. Penyanyi berumur 28 tahun itu juga kerap mengalami verbal bullying akibat tubuhnya yang besar.
"Dulu waktu kecil susah untuk membuat orang ingat saya sebagai Tulus. Soalnya dulu dipanggil gajah, kerbau, beruang, badak, pokoknya yang bulat lah karena memang dulu saya besar," kata Tulus.
Merasa terganggu dengan sebutan-sebutan yang ditujukan padanya, Tulus pun mengadukan hal tersebut kepada keluarganya. Ketika makan malam, ia selalu bercerita tentang panggilan-panggilan yang ditujukan kepadanya dalam satu hari itu kepada ibunya.
Untungnya ibunda Tulus pun selalu bisa menenangkan hatinya di saat ia tidak menyukai tingkah teman-temannya yang memanggilkan dengan nama binatang-binatang yang besar.
Sampai pada akhirnya Tulus dewasa ia mempunyai pandangan lain tentang olok-olokan teman-temannya. Panggilan Gajah yang selalu ditujukan padanya akhirnya bisa ia ambil sisi positifnya juga.
"Ternyata gajah banyak banget positifnya daripada negatifnya. Tanpa disadari mereka memberikan hal positif buat saya," ujarnya. Kisah Tulus dengan panggilan masa kecilnya itu pun ia tuangkan ke dalam sebuah lagu berjudul Gajah.
Cerita tentang verbal bullying dari selebriti juga pernah dialami oleh Tatjana Saphira. Mungkin orang mengira, wajah cantik yang dimiliki Tatjana tidak akan membuatnya menjadi bahan ejekan.
Tapi ternyata tak demikian. Nama unik Tatjana juga pernah dijadikan olokan dan ia sangat terganggu dengan hal tersebut.
"Kadang aku merasa tersinggung kalau ada yang salah menulis nama aku atau pronounciation-nya salah. Padahal aku sudah kasih tahu cara pronounce nama aku bagaimana," kata Tatjana. "Itu lumayan mengganggu, sampai sekarang pun."
Perempuan berumur 19 tahun itu tidak suka ketika namanya dibaca 'Tacana'. Meski ia tahu 'tj' dalam bahasa Indonesia merupakan ejaan lama yang dibaca 'c'.
Ia juga tidak suka ketika namanya selalu dikaitkan dengan lagu dangdut. Merasa tak terima ia pun megadu kepada orang tuanya.
Kala itu orang tua Tatjana terus memberikan pengertian kepada putri mereka. Mereka meyakinkan putrinya bahwa nama itu indah. Tatjana berasal dari Bahasa Kroasia yang artinya peri.
"Ya sudah, biarlah orang melakukan apa yang mereka mau. Nama itu diberikan supaya kamu jadi perempuan yang cerdas, baik, dan bisa menyebarkan kebaikan di sekitar kamu," ujar Tatjana menirukan ucapan orang tuanya.
Giring Ganesha, vokalis band Nidji, pun pernah mengalaminya. Waktu kecil, Giring pernah diolok-olok oleh teman-temannya karena nama yang tidak biasa juga penampilannya yang unik.
"Waktu saya kecil tidak ada lagi yang namanya Giring kan, plus rambut keriting dan kurus. Pas keluar rumah, sudah otomatis teman-teman manggil giring bola, giring bola," kata Giring saat ditemui di kawasan Senayan, Jakarta, Rabu (13/2).
Merasa namanya diejek, Giring pun mempertanyakan hal itu kepada ayahnya. Ia mengeluh kenapa ayahnya memberikan nama seperti itu sehingga dirinya selalu diejek oleh teman-temannya.
Namun, ternyata ayah Giring memberikan jawaban yang cukup menenangkan hati Giring. Pemberian nama Giring tidak dilakukan sembarangan, tapi penuh pertimbangan dan arti.
"Giring itu dari nama Ki Ageng Giring, salah satu orang yang membawa Islam ke Indonesia," ujar Giring menirukan ucapan ayahnya kala itu.
Sementara nama Ganesha didapatnya karena pada saat itu ayah Giring sedang berada di Lampung, di tempat penangkaran gajah. Mulanya nama Gajah yang ingin dipilih, tapi setelah dipertimbangkan, ayahnya memilih nama Ganesha, dewa yang berwujud seperti gajah.
Ganesha dipilih karena merupakan simbol dari pengetahuan dan kecerdasan serta kebijaksanaan. "Nama kamu itu unik. Biar nanti kami jadi orang hebat dan pintar karena sesuai dengan nama kamu."
Nasib yang hampir sama juga pernah dialami Tulus. Meski nama Tulus tergolong unik, tapi namanya tak diejek seperti Giring. Penyanyi berumur 28 tahun itu juga kerap mengalami verbal bullying akibat tubuhnya yang besar.
"Dulu waktu kecil susah untuk membuat orang ingat saya sebagai Tulus. Soalnya dulu dipanggil gajah, kerbau, beruang, badak, pokoknya yang bulat lah karena memang dulu saya besar," kata Tulus.
Merasa terganggu dengan sebutan-sebutan yang ditujukan padanya, Tulus pun mengadukan hal tersebut kepada keluarganya. Ketika makan malam, ia selalu bercerita tentang panggilan-panggilan yang ditujukan kepadanya dalam satu hari itu kepada ibunya.
Untungnya ibunda Tulus pun selalu bisa menenangkan hatinya di saat ia tidak menyukai tingkah teman-temannya yang memanggilkan dengan nama binatang-binatang yang besar.
Sampai pada akhirnya Tulus dewasa ia mempunyai pandangan lain tentang olok-olokan teman-temannya. Panggilan Gajah yang selalu ditujukan padanya akhirnya bisa ia ambil sisi positifnya juga.
"Ternyata gajah banyak banget positifnya daripada negatifnya. Tanpa disadari mereka memberikan hal positif buat saya," ujarnya. Kisah Tulus dengan panggilan masa kecilnya itu pun ia tuangkan ke dalam sebuah lagu berjudul Gajah.
Cerita tentang verbal bullying dari selebriti juga pernah dialami oleh Tatjana Saphira. Mungkin orang mengira, wajah cantik yang dimiliki Tatjana tidak akan membuatnya menjadi bahan ejekan.
Tapi ternyata tak demikian. Nama unik Tatjana juga pernah dijadikan olokan dan ia sangat terganggu dengan hal tersebut.
"Kadang aku merasa tersinggung kalau ada yang salah menulis nama aku atau pronounciation-nya salah. Padahal aku sudah kasih tahu cara pronounce nama aku bagaimana," kata Tatjana. "Itu lumayan mengganggu, sampai sekarang pun."
Perempuan berumur 19 tahun itu tidak suka ketika namanya dibaca 'Tacana'. Meski ia tahu 'tj' dalam bahasa Indonesia merupakan ejaan lama yang dibaca 'c'.
Ia juga tidak suka ketika namanya selalu dikaitkan dengan lagu dangdut. Merasa tak terima ia pun megadu kepada orang tuanya.
Kala itu orang tua Tatjana terus memberikan pengertian kepada putri mereka. Mereka meyakinkan putrinya bahwa nama itu indah. Tatjana berasal dari Bahasa Kroasia yang artinya peri.
"Ya sudah, biarlah orang melakukan apa yang mereka mau. Nama itu diberikan supaya kamu jadi perempuan yang cerdas, baik, dan bisa menyebarkan kebaikan di sekitar kamu," ujar Tatjana menirukan ucapan orang tuanya.
No comments:
Post a Comment