Wednesday, 13 January 2016

Bermain 'Candy Crush' Bikin Anak Jadi Gemuk?

 Bermain 'Candy Crush' Bikin Anak Jadi Gemuk?Ilustrasi anak bermain permainan daring. (ANTARA FOTO/Basri Marzuki)
Jakarta, CNN Indonesia -- Anda kenal dengan permainan dalam jaringan (daring) bertema makanan seperti Candy Crush? Bagi yang memiliki akun facebook, pasti akan ramah dengan iklan permainan ini yang sering diberikan oleh kawan ataupun muncul dalam beranda media sosial tersebut.

Meski bermain Candy Crush amatlah menyenangkan di saat senggang, sebuah penelitian yang dilakukan oleh Radboud University, Belanda, menemukan bahwa permainan ini memiliki keterkaitan dengan kenaikan bobot tubuh.

Dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh Frans Folkvord terhadap 1000 anak, terungkap anak yang bermain permainan daring berbasis makanan mengonsumsi permen 55 persen lebih banyak dibandingkan anak yang tidak memainkan jenis permainan itu.

"Berbeda dengan televisi yang memiliki pemisahan yang jelas terhadap iklan dan konten, di internet iklan ini bercampur dengan konten. Laman antara produsen iklan makanan dengan permainan saling bertaut, yang juga menawarkan untuk menyebarkan permainan kepada teman-teman mereka," tulis Folkvord dalam publikasinya.

Lulusan sarjana psikologi tersebut menemukan bahwa setelah bermain dengan permainan daring yang bertema permen atau makanan, anak-anak akan mengonsumsi permen lebih banyak daripada biasanya.

Selama lima menit istirahat setelah bermain permainan daring, anak-anak ini mengonsumsi 72 kalori lebih banyak yang setara dengan 16 butir permen coklat dan 10 buah permen rasa kola, dibandingkan anak yang tidak bermain.

Folkvord menyarankan bahwa anak-anak yang keranjingan bermain daring ini haruslah diberikan edukasi dalam memilih makanan yang sehat sebagai cemilan. Ia menemukan bahwa indeks massa tubuh anak yang mengonsumsi buah-buahan seperti apel sebagai pemenuhan rasa lapar setelah bermain permainan daring, lebih rendah dibandingkan dengan anak yang makan permen setelah bermain.

"Anak bermain sebuah permainan, lalu kemudian merasa lapar dan akan makan apapun untuk memenuhi rasa laparnya. Bila ia mengonsumsi permen, ini bagai sebuah siklus yang akhirnya anak-anak gagal mempelajari kebiasaan makan sehat,"

"Hasil penelitian saya mengindikasikan bahwa iklan makanan memiliki pengaruh lebih besar pada anak yang sudah kelebihan berat badan."

No comments:

Post a Comment