Wednesday, 13 January 2016

Alasan Ilmiah Orang Mudah Melupakan Mimpi

Alasan Ilmiah Orang Mudah Melupakan MimpiIlustrasi tidur (Thinkstock/Choreograph)
Jakarta, CNN Indonesia -- Sebagian orang percaya kalau mimpi saat tidur di malam hari bisa terus diingat, mimpi itu tidak akan terwujud. Sedangkan kalau tidak bisa diingat, mimpi itu justru akan terwujud.

Kepercayaan itu bisa jadi benar, bisa jadi tidak. Tapi, tentunya ada penjelasan ilmiah dibalik itu semua.

Kebanyakan mimpi terjadi pada tahap REM (Rapid Eye Movement) pada siklus tidur, ketika mata bergerak sementara tubuh tidak bergerak yang menandakan tidur sudah benar-benar nyenyak.

Tapi ternyata, mimpi juga bisa terjadi ketika tidur Anda belum benar-benar nyenyak, Namun, biasanya mimpinya akan lebih sederhana, seperti sedang berjalan atau menyetir mobil.

Para peneliti mengatakan, hal yang membuat seseorang bisa melupakan mimpi atau mengingatnya dipengaruhi oleh kemampuannya menyaring informasi. Seseorang akan mengingat suatu informasi yang sudah disaringnya, jika informasi tersebut menyita perhatian atau dinilai penting. Selain itu, mereka yang bisa mengingat mimpinya dan yang tidak diperkirakan memiliki perbedaan neurologis.

Tahun 2013 lalu, para peneliti menguji gelombang otak pada orang yang selalu bisa mengingat mimpinya dengan orang yang hanya bisa mengingat mimpinya sekali atau dua kali, dengan memainkan nada di telinga mereka.

Alunan nada tersebut berhubungan dengan hambatan dan rangsangan. Jika amplitudo gelombang menurun, hambatan akan berkurang dan rangsangan akan meningkat.

Ketika gelombang alfa meningkat, peserta akan terbangun. Dengan kata lain, perbedaan utama grup yang bisa mengingat mimpinya dengan yang tidak, berada pada lama mereka terbangun di antara lelap.

Melansir laman Medical Daily, grup yang mengingat mimpinya rata-rata terbangun selama 30 menit di malam hari dan grup yang tidak bisa mengingat mimpinya akan terbangun selama 14 menit.

Para peneliti menyimpulkan, mereka yang menghabiskan waktu lebih banyak terbangun di malam hari, akan merekam mimpinya ke memori jangka panjang. Itulah sebabnya mereka akan mengingat mimpinya keesokan harinya.

Dokter spesialis kesehatan tidur dari RS Mitra Kemayoran Andreas Prasadja juga menjelaskan hal yang sama. Ingat atau tidaknya seseorang terhadap mimpi dipengaruhi oleh waktu terjaga. Jika terbangun tepat di saat tahap REM, akan lebih mudah mengingat mimpi. Sebaliknya, jika Anda terbangun pada tahap tidur ringan, maka akan lebih sulit untuk mengingat lagi mimpi yang terjadi.

Hal lain yang menurut Andreas akan menentukan seseroang mengingat mimpinya adalah intensitas emosional yang mempengaruhi kesan orang terhadap mimpinya. Jika mimpi tidak terlalu berkesan, orang cenderung akan melupakannya. Sebaliknya, jika mimpi memberikan kesan mendalam orang akan tetap mengingatnya ketika sudah terjaga.

No comments:

Post a Comment