Jakarta, CNN Indonesia -- Makan seafood tanpa piring dan tanpa sendok-garpu tetap jadi andalan Cranky Crab sejak dibuka pada pertengahan 2014.
Hidangan diletakkan begitu saja di atas meja yang sudah dialas kertas minyak putih. Hanya ada crab mallet (palu khusus seafood) dan crab cracker (tang penjepit capit kepiting) sebagai alat makan.
Keaktifan ‘tangan kosong’ sangat diandalkan, jadi jangan lupa cuci tangan, copot jam tangan, dan singsingkan lengan baju sebelum duduk. Celemek dari kertas minyak yang disediakan juga wajib dikenakan kalau tak mau saus belepotan di baju.
Lalu mulailah kegaduhan demi kegaduhan saling meningkahi. “Prakkk!” dari suara crab mallet menghantam cangkang kepiting, disahut “krekkk” ketika crab cracker meretakkan kaki kepiting, kemudian “klutak” saat akhirnya ada yang berhasil memecahkan capit kepiting yang tebal. Ramai sekali.
Kepiting sudah habis tapi sausnya masih ada? Jangan sedih. Ada roti mantau goreng yang siap disobek ukuran sesuap, sapukan ke sausnya, lalu kunyah perlahan. Benar-benar tak akan berhenti sebelum meja bersih. Dan yang penting, table manner tidak laku di sini.
“Makan tanpa piring begini lebih akrab, semangatnya berbagi,” ujar Sales & Marketing Cranky Crab Dea Nofita di Jakarta, Senin (21/12). Restoran Cranky Crab beralamat di Boulevard Raya QF no. 1, Kelapa Gading, Jakarta Utara, kawasan kuliner utama Jakarta.
Dea membuka rahasia membuat kepiting saus padang khas Cranky Crab. Kepitingnya direbus dulu selama 30 menit dimulai dari air dingin.
Baru kemudian ditumis dengan bumbu saus padang ditambah cincangan bawang putih, irisan bawang bombay, dan irisan paprika merah hingga tercampur rata. Maka kepiting saus padang merah mengepul siap dituang ke atas meja.
Kepiting yang digunakan adalah kepiting bakau jantan (Scylla serrata) dari Papua dan Kalimantan karena punya keistimewaan, yakni dagingnya tebal, penuh, dan manis, sehingga dapat mengimbangi bumbu dengan pas.
Selain kepiting, ada udang, kerang, udang karang, dan remis yang siap diolah dengan delapan jenis saus dalam dua kelompok besar, saus Western dan saus Indonesia.
Saus Western terdiri dari lemon pepper, garlic madness, dan asian addict. Sedangkan saus warisan Indonesia adalah angsio, saus asap, saus tiram, saus lada hitam, dan saus padang.
Dua yang disebut terakhir selalu jadi favorit tamu, yakni saus padang dan saus lada hitam. Tingkat kepedasannya boleh pilih dari non spicy, mild, medium, hingga cranky alias sangat pedas.
Lantas, dari mana nama Cranky Crab ini berasal? Tak lain ini berasal dari tokoh rekaan pemilik restoran, Ibu Elvina, tentang seorang pelaut yang mendapat julukan Mr. Cranky.
Ketika Mr. Cranky sedang bekerja jauh dari rumah, orang tuanya mengabarkan bahwa dia harus pulang untuk membantu mereka mengurus restoran. Mendengar kabar tersebut dia marah karena harus meninggalkan pekerjaan sebagai pelaut yang sangat dia sukai. Mulai itulah dia selalu marah-marah.
Ketika marahnya memuncak, Mr. Cranky menumpahkan bir ke dalam gelas. Namun ternyata sajian bir tumpah tersebut membuat pengunjung tertarik sehingga akhirnya dinamakan 'cranky flying beer'. Ternyata pula, masakan Mr. Cranky disukai pengunjung yang membuat restoran orangtuanya selalu penuh.
Dari cerita itu, cranky flying beer jadi menu minuman andalan Cranky Crab. Bir rasa buah disajikan dengan botol bir terbalik dengan tiga rasa, yakni green fairy, citrus mojito, dan tropic thunder.
Selain di Kelapa Gading,Cranky Crab memiliki outlet lain di Jalan Wijaya I, Jakarta Selatan dan membuka kesempatan untuk waralaba. “Kami juga terus mencari jenis saus lain yang disukai penikmat seafood,” ujar Dea.
Hidangan diletakkan begitu saja di atas meja yang sudah dialas kertas minyak putih. Hanya ada crab mallet (palu khusus seafood) dan crab cracker (tang penjepit capit kepiting) sebagai alat makan.
Keaktifan ‘tangan kosong’ sangat diandalkan, jadi jangan lupa cuci tangan, copot jam tangan, dan singsingkan lengan baju sebelum duduk. Celemek dari kertas minyak yang disediakan juga wajib dikenakan kalau tak mau saus belepotan di baju.
Lalu mulailah kegaduhan demi kegaduhan saling meningkahi. “Prakkk!” dari suara crab mallet menghantam cangkang kepiting, disahut “krekkk” ketika crab cracker meretakkan kaki kepiting, kemudian “klutak” saat akhirnya ada yang berhasil memecahkan capit kepiting yang tebal. Ramai sekali.
Kepiting sudah habis tapi sausnya masih ada? Jangan sedih. Ada roti mantau goreng yang siap disobek ukuran sesuap, sapukan ke sausnya, lalu kunyah perlahan. Benar-benar tak akan berhenti sebelum meja bersih. Dan yang penting, table manner tidak laku di sini.
“Makan tanpa piring begini lebih akrab, semangatnya berbagi,” ujar Sales & Marketing Cranky Crab Dea Nofita di Jakarta, Senin (21/12). Restoran Cranky Crab beralamat di Boulevard Raya QF no. 1, Kelapa Gading, Jakarta Utara, kawasan kuliner utama Jakarta.
Dea membuka rahasia membuat kepiting saus padang khas Cranky Crab. Kepitingnya direbus dulu selama 30 menit dimulai dari air dingin.
Baru kemudian ditumis dengan bumbu saus padang ditambah cincangan bawang putih, irisan bawang bombay, dan irisan paprika merah hingga tercampur rata. Maka kepiting saus padang merah mengepul siap dituang ke atas meja.
Kepiting yang digunakan adalah kepiting bakau jantan (Scylla serrata) dari Papua dan Kalimantan karena punya keistimewaan, yakni dagingnya tebal, penuh, dan manis, sehingga dapat mengimbangi bumbu dengan pas.
Selain kepiting, ada udang, kerang, udang karang, dan remis yang siap diolah dengan delapan jenis saus dalam dua kelompok besar, saus Western dan saus Indonesia.
Saus Western terdiri dari lemon pepper, garlic madness, dan asian addict. Sedangkan saus warisan Indonesia adalah angsio, saus asap, saus tiram, saus lada hitam, dan saus padang.
Dua yang disebut terakhir selalu jadi favorit tamu, yakni saus padang dan saus lada hitam. Tingkat kepedasannya boleh pilih dari non spicy, mild, medium, hingga cranky alias sangat pedas.
Lantas, dari mana nama Cranky Crab ini berasal? Tak lain ini berasal dari tokoh rekaan pemilik restoran, Ibu Elvina, tentang seorang pelaut yang mendapat julukan Mr. Cranky.
Ketika Mr. Cranky sedang bekerja jauh dari rumah, orang tuanya mengabarkan bahwa dia harus pulang untuk membantu mereka mengurus restoran. Mendengar kabar tersebut dia marah karena harus meninggalkan pekerjaan sebagai pelaut yang sangat dia sukai. Mulai itulah dia selalu marah-marah.
Ketika marahnya memuncak, Mr. Cranky menumpahkan bir ke dalam gelas. Namun ternyata sajian bir tumpah tersebut membuat pengunjung tertarik sehingga akhirnya dinamakan 'cranky flying beer'. Ternyata pula, masakan Mr. Cranky disukai pengunjung yang membuat restoran orangtuanya selalu penuh.
Dari cerita itu, cranky flying beer jadi menu minuman andalan Cranky Crab. Bir rasa buah disajikan dengan botol bir terbalik dengan tiga rasa, yakni green fairy, citrus mojito, dan tropic thunder.
Selain di Kelapa Gading,Cranky Crab memiliki outlet lain di Jalan Wijaya I, Jakarta Selatan dan membuka kesempatan untuk waralaba. “Kami juga terus mencari jenis saus lain yang disukai penikmat seafood,” ujar Dea.
No comments:
Post a Comment