Saturday, 26 December 2015

Menurunkan Berat Badan 24 Kilogram dalam Tiga Bulan

Menurunkan Berat Badan 24 Kilogram dalam Tiga BulanIlustrasi diet. (Thinkstock/gpointstudio)
Jakarta, CNN Indonesia -- Bagi sebagian perempuan, mempunyai berat tubuh yang ideal adalah hal yang penting agar terlihat tetap menarik dan cantik. Tak heran, mereka yang merasa kelebihan berat badan pun berjuang mati-matian untuk mendapatkan bentuk tubuh ideal.

Mega Edyawati salah satunya. Perempuan berumur 20 tahun itu tadinya memiliki berat badan 121 kilogram. Namun, dengan keinginan yang kuat ingin berpenampilan menarik, ia berusaha menurunkan berat badannya.

Mahasiswa jurusan Ilmu Komunikasi itu mengatakan, kebiasaannya makan cakwe dan mi instan yang membuat bobot tubuhnya meningkat. Dua makanan itu selalu tidak bisa ia hindari.

"Dulu makanan paling favorit cakwe, aku suka banget. Tapi ternyata satu cakwe 200 kalori, aku sekali makan lima. Indomie goreng aku makan dua bungkus sekaligus, satu bungkus saja kalorinya 600-an," kata Mega ketika ditemui di kawasan Senayan, Jakarta, Rabu (23/12).

Awalnya, Mega melakukan diet secara mandiri dan berhasil menurunkan 22 kilogram dalam waktu satu tahun. Merasa masih harus menurunkan berat badan lagi, Mega mencoba cara lain. Ia bergabung dengan sebuah klinik kecantikan yang mempunyai program penurunan berat badan.

Di klinik, dengan bantuan ahli gizi dan psikolog, Mega berhasil menurunkan berat badan sebanyak 24 kilogram, dari 96 kilogram sampai 72 kilogram. Waktu yang dibutuhkan pun terbilang singkat, hanya 3 bulan saja.

"Selama tiga bulan ini saya ikut program kontrol diri, pola makan. Caranya fun banget. Kalau orang ke klinik penurunan berat badan kan biasanya datang disuntik-suntik kurus. Kalau saya diajarkan harus menghargai diri sendiri, makan makanan yang sehat dan kalori yang tepat. Kalau sehat, bonusnya kurus," ujar Mega.

Berbeda dengan program diet lainnya yang kebanyakan menahan untuk tidak makan ini itu, program diet yang dijalani Mega tetap memperbolehkannya untuk makan. Namun, kalori yang masuk harus diperhatikan.

Dalam satu hari, Mega hanya diperbolehkan mengonsumsi kalori dengan batasan normal, sekitar 1.800 kkal. Ia boleh memakan apapun, tapi diusahakan tidak mengonsumsi tepung, gula, dan minyak. Itu harus dihindari.

Tapi, ada pengecualian, kalaupun tidak bisa pantang konsumsi tepung, gula, dan minyak, Mega masih diberikan satu kali kebebasan.  Dalam satu hari ia masih boleh konsumsi gula, tepung, atau minyak dengan cara memilih salah satu. Semuanya harus terencana dan satu kali saja.

Untungnya Mega bisa mengikuti program diet beserta pantangannya. Hasilnya, pola makannya berubah drastis dari sebelumnya.

"Pagi makan roti gandum dua, pakai selai buah satu sendok teh. Atau tidak pakai sekai, pakai keju low fat. Kalau lapar nyemil buah. Siangnya nasi putih atau merah ada sayurnya, lauknya dada ayam di-grilled. Sore ke malam makannya hampir sama kayak siang, tapi tanpa nasi. Aku makan nasi satu kali saja," kata Mega.

Pola makan dan menu makanan yang dikonsumsi Mega tentunya bukan asal pilih belaka. Sebelumnya, ia dibekali dengan ilmu tentang gizi oleh dokter ahli gizi yang mendampingi program dietnya.

Tak hanya mendapat bekal ilmu, Mega pun diajak untuk bermain games yang edukatif. Gamesnya masih berhubungan dengan makanan. Ia akan diberi tahu mana makanan yang bisa dikonsumsi setiap hari, kadang-kadang, atau makanan yang harus dihindari. Dan proses penghapalan makanan itu akan dilakukan dengan cara bermain games.

Setelah dirasa memiliki pengetahuan yang cukup tentang makanan dan gizi, Mega dibawa untuk real practice. Pendamping dietnya membawa Mega ke sebuah tempat makan dan membebaskan Mega memilih apa saja, dengan catatan memakai ilmu yang telah ia dapatkan.

Mega juga dianjurkan untuk tetap berolahraga secara teratur. Untuk Mega, pendamping program dietnya menganjurkan melakukan kardio dan latihan otot.

"Olahraga aku bersepeda, renang, treadmil, yoga. Setiap minggu pasti ada olahraga. Seminggu kalau kardio minimalnya tiga kali dalam seminggu," ujarnya.

Bukan diet sembarangan

Diet yang aman adalah diet yang tepat, sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan seseorang. Itulah sebabnya program diet yang satu dengan yang lainnya bisa berbeda-beda.

Perancang Program Diet LightHouse Vera Napitupulu mengatakan sebeluam menerapkan sebuah program diet, sang pasien harus menjalani beberapa tes untuk menganalisa dirinya. Mulai dari makanan apa yang disuki dan tidak disukai, pola makan, sampai pada penyakitnya juga harus dicari tahu.

"Ahli gizi melakukan analisa awal, melihat kebiasaan makannya. Apakah suka makan di luar, suka makan cemilan, cemilannya seperti apa. Ada catatan khusus yang akan membentuk pola makan," kata Vera.

Kepribadian juga diperhatikan. Sebab, ada orang yang bisa berhasil diet kalau mepet waktunya, atau ada yang sangat rajin mengikuti anjuran. Hasilnya, tentu akan berbeda antara satu orang dan orang lainnya.

"Pola makan yang dibuat harus defisit kalori. Dibuat sesuai dengan kemampuan peserta. Kalau tidak mampu kita cari cara yang bisa dikerjakan. Sehingga mereka mengerti melakukan itu karena dianggap tubuhnya mampu dan bisa. Tidak ada keterpaksaan," ujar Vera.

No comments:

Post a Comment