Jakarta, CNN Indonesia -- Sianida, salah satu racun paling kuat yang dikenal manusia, ternyata banyak terdapat dalam buah-buahan. Dilansir dari berbagai sumber, sianida juga terdapat pada almond, kacang lima, sorgum, batang bambu, dan singkong.
Tak hanya itu, sianida juga ditemukan pada biji aprikot, ceri, apel, dan peach. Masing-masing kandungan bahan kimia dalam biji tersebut dimetabolisme menjadi sianida. Namun, jumlah sianida yang diproduksi masih dinilai wajar karena kandungannya yang sangat rendah.
Terkadang, biji-biji dari beberapa buah tersebut tak sengaja tertelan, tapi Anda tak perlu khawatir. Jika biji tertelan sepenuhnya, tidak dalam kondisi hancur, tidak akan membuat keracunan.
Sementara itu pada singkong, sianida dihasilkan oleh senyawa yang bernama sianogen atau disebut linamarin. Ahli biologi tanaman, seorang Profesor dari Ohio State University, Richard Sayre mengatakan linamarin dihasilkan dari tanaman singkong yang tidak diproses secara sempurna.
Proses yang tepat dari tanaman singkong adalah dikeringkan, direndam di dalam air, dicuci dengan air atau dipanggang maupun dibakar. Cara itu dipercaya dapat mengurangi kadar linamarin dalam singkong secara efektif.
"Teknik memproses singkong yang tidak dilakukan dengan sempurna yang biasanya dilakukan ketika musim paceklik dan kelaparan dapat menghasilkan produk yang beracun," kata Sayre.
Dikutip dari phys.org, ada beberapa alasan mengapa banyak buah atau tanaman yang mengandung sianida. Asisten profesor ilmu biologi di Washington University Kenneth M. Olsen mengatakan sianida berperan sebagai pestisida alami pada tanaman. Gunanya untuk menghalau serangga yang akan memakan tanaman.
Para petani zaman dahulu telah membuktikannya. Saat panen mereka memilih tanaman yang kondisinya terlihat baik dan menarik. Ketika mereka memilih tanaman yang sama sekali tidak disentuh serangga, mereka pun memilih tanaman yang mengandung sianogen secara tidak sengaja.
Kandungan sianida dalam tanaman pun bisa dikurangi jika ingin dikonsumsi. Umumnya, sianida dalam tanaman tidak terdapat dalam daging buah atau daun, melainkan pada biji, sehingga jarang membahayakan manusia.
Olsen mengatakan, untuk menyingkirkan kandungan sianida pada tanaman cukup mudah, yaitu dengan menghancurkan atau menghaluskannya dan kemudian dicuci. Cara tersebut diklaim bisa menghilangkan sianida yang larut dalam air dan terbawa air ketika dicuci.
Sianida pada tanaman yang dikonsumsi juga tidak akan menyebabkan keracunan jika dikonsumsi dalam ambang batas wajar. Adapun batas aman konsumsi sianida sekitar 1.52 miligram per kilogram. Hal ini berarti dibutuhkan lebih dari 0,1 gram sianida untuk membunuh seseorang yang memiliki berat badan 68 kilogram.
Tak hanya itu, sianida juga ditemukan pada biji aprikot, ceri, apel, dan peach. Masing-masing kandungan bahan kimia dalam biji tersebut dimetabolisme menjadi sianida. Namun, jumlah sianida yang diproduksi masih dinilai wajar karena kandungannya yang sangat rendah.
Terkadang, biji-biji dari beberapa buah tersebut tak sengaja tertelan, tapi Anda tak perlu khawatir. Jika biji tertelan sepenuhnya, tidak dalam kondisi hancur, tidak akan membuat keracunan.
Sementara itu pada singkong, sianida dihasilkan oleh senyawa yang bernama sianogen atau disebut linamarin. Ahli biologi tanaman, seorang Profesor dari Ohio State University, Richard Sayre mengatakan linamarin dihasilkan dari tanaman singkong yang tidak diproses secara sempurna.
Proses yang tepat dari tanaman singkong adalah dikeringkan, direndam di dalam air, dicuci dengan air atau dipanggang maupun dibakar. Cara itu dipercaya dapat mengurangi kadar linamarin dalam singkong secara efektif.
"Teknik memproses singkong yang tidak dilakukan dengan sempurna yang biasanya dilakukan ketika musim paceklik dan kelaparan dapat menghasilkan produk yang beracun," kata Sayre.
Dikutip dari phys.org, ada beberapa alasan mengapa banyak buah atau tanaman yang mengandung sianida. Asisten profesor ilmu biologi di Washington University Kenneth M. Olsen mengatakan sianida berperan sebagai pestisida alami pada tanaman. Gunanya untuk menghalau serangga yang akan memakan tanaman.
Para petani zaman dahulu telah membuktikannya. Saat panen mereka memilih tanaman yang kondisinya terlihat baik dan menarik. Ketika mereka memilih tanaman yang sama sekali tidak disentuh serangga, mereka pun memilih tanaman yang mengandung sianogen secara tidak sengaja.
Kandungan sianida dalam tanaman pun bisa dikurangi jika ingin dikonsumsi. Umumnya, sianida dalam tanaman tidak terdapat dalam daging buah atau daun, melainkan pada biji, sehingga jarang membahayakan manusia.
Olsen mengatakan, untuk menyingkirkan kandungan sianida pada tanaman cukup mudah, yaitu dengan menghancurkan atau menghaluskannya dan kemudian dicuci. Cara tersebut diklaim bisa menghilangkan sianida yang larut dalam air dan terbawa air ketika dicuci.
Sianida pada tanaman yang dikonsumsi juga tidak akan menyebabkan keracunan jika dikonsumsi dalam ambang batas wajar. Adapun batas aman konsumsi sianida sekitar 1.52 miligram per kilogram. Hal ini berarti dibutuhkan lebih dari 0,1 gram sianida untuk membunuh seseorang yang memiliki berat badan 68 kilogram.
No comments:
Post a Comment